Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompleks Al-Aqsa, Situs Suci Yerusalem yang Terus Bergejolak

Kompas.com - 10/05/2021, 20:41 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

Hal ini sering menimbulkan ketegangan dengan jemaah Muslim, yang takut Israel akan berusaha mengubah aturan di kompleks tersebut.

Kompleks ini sekarang dikelola oleh Yordania dalam koordinasi dengan Palestina.

Polisi Israel memantau pengunjung yang masuk melalui Gerbang Mughrabi, satu-satunya pintu masuk bagi non-Muslim.

Tetapi mereka beberapa kali menginjakkan kaki di dalam masjid, memicu ketegangan yang semakin membuat jengkel umat Islam.

Baca juga: Warga Palestina Digusur dari Yerusalem, Jalur Gaza Luncurkan 3 Roket ke Israel

Gesekan terus-menerus

Selalu ada ketegangan di situs tersebut.

Pada 1929, kerusuhan mematikan terjadi selama mandat Inggris, dengan Muslim bersatu untuk mempertahankan situs tersebut.

Pada 1996, keputusan Israel untuk membuka pintu masuk baru ke barat alun-alun memicu bentrokan yang menewaskan lebih dari 80 orang dalam tiga hari.

Dan kunjungan kontroversial ke alun-alun pada September 2000 oleh pemimpin oposisi sayap kanan Ariel Sharon adalah salah satu pemicu utama intifada Palestina kedua, yang berlangsung dari 2000 hingga 2005.

Pada Juli 2017, kompleks itu ditutup sementara setelah tiga orang Arab Israel melepaskan tembakan ke polisi Israel di dekat lokasi tersebut.

Insiden itu menewaskan dua dari mereka, sebelum melarikan diri ke kompleks suci, di mana mereka ditembak mati oleh pasukan keamanan.

Pada 2020 akses ke kompleks ditutup untuk umum selama bulan Ramadhan, karena pandemi Covid-19. Pembukaan kembali dilakukan mengikuti protokol kesehatan yang ketat dengan batasan jumlah jemaah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com