Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kompleks Al-Aqsa, Situs Suci Yerusalem yang Terus Bergejolak

AFP melaporkan, kerusuhan itu terjadi saat jemaah berbondong-bondong ke sana untuk salat Jumat terakhir dalam masa Ramadhan.

Kompleks di Kota Tua yang bertembok adalah situs yang sangat sensitif, yang sakral baik dalam Islam maupun Yahudi.

Tempat suci 

Lapangan seluas 14 hektar (35 acre) persegi panjang di sudut tenggara Kota Tua direbut oleh Israel selama Perang Enam Hari 1967.

Pencaplokan itu termasuk sisa Yerusalem timur, yang kemudian dianeksasi dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui secara internasional.

Israel menganggap semua Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi. Tetapi Palestina menginginkan sektor timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Jemaat Muslim mengenalnya sebagai Al-Haram al-Sharif (Tempat Suci Mulia), kompleks ini menampung kuil Kubah Batu emas dan masjid Al-Aqsa yang terkenal.

Nabi Muhammad diyakini melakukan perjalanan malamnya ke surga di lokasi yang kini menjadi situs tersuci ketiga dalam Islam. Sementara dua situs lainnya berada di Arab Saudi yakni, Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Bentuk kompleks saat ini, dibangun pada abad ketujuh, oleh khalifah Islam kedua, Omar. Situs Kuil Yahudi Kedua awalnya berdiri disitu, tapi dihancurkan oleh Romawi sekitar 70 Masehi.

"Esplanade" juga dihormati sebagai situs suci Yerusalem dalam Yuhudi, karena di dalamnya terdapat Kuil Pertama dan Kedua. Dalam bahasa Ibrani, ini disebut sebagai "Har HaBayit - Temple Mount."

Penyebab bentrokkan

Orang Yahudi diizinkan mengunjungi kompleks tersebut, tetapi dilarang beribadah di sana, karena takut memicu ketegangan dengan jemaah Muslim.

Namun, sebagian besar tetap tidak memasuki daerah itu. Sebab kepala rabi Israel mengatakan mengunjunginya dilarang berdasarkan hukum Yahudi, karena masalah kenajisan ritual.

Saat ini, situs tersuci di mana orang Yahudi dapat berdoa adalah Tembok Barat, di antara sisa-sisa Kuil Kedua.

Tetapi kaum Yahudi ultra-nasionalis, beberapa di antaranya ingin mulai membangun Kuil Ketiga.

Mereka secara teratur mengunjungi lapangan terbuka, dan terkadang terlihat berdoa secara diam-diam.

Hal ini sering menimbulkan ketegangan dengan jemaah Muslim, yang takut Israel akan berusaha mengubah aturan di kompleks tersebut.

Kompleks ini sekarang dikelola oleh Yordania dalam koordinasi dengan Palestina.

Polisi Israel memantau pengunjung yang masuk melalui Gerbang Mughrabi, satu-satunya pintu masuk bagi non-Muslim.

Tetapi mereka beberapa kali menginjakkan kaki di dalam masjid, memicu ketegangan yang semakin membuat jengkel umat Islam.

Gesekan terus-menerus

Selalu ada ketegangan di situs tersebut.

Pada 1929, kerusuhan mematikan terjadi selama mandat Inggris, dengan Muslim bersatu untuk mempertahankan situs tersebut.

Pada 1996, keputusan Israel untuk membuka pintu masuk baru ke barat alun-alun memicu bentrokan yang menewaskan lebih dari 80 orang dalam tiga hari.

Dan kunjungan kontroversial ke alun-alun pada September 2000 oleh pemimpin oposisi sayap kanan Ariel Sharon adalah salah satu pemicu utama intifada Palestina kedua, yang berlangsung dari 2000 hingga 2005.

Pada Juli 2017, kompleks itu ditutup sementara setelah tiga orang Arab Israel melepaskan tembakan ke polisi Israel di dekat lokasi tersebut.

Insiden itu menewaskan dua dari mereka, sebelum melarikan diri ke kompleks suci, di mana mereka ditembak mati oleh pasukan keamanan.

Pada 2020 akses ke kompleks ditutup untuk umum selama bulan Ramadhan, karena pandemi Covid-19. Pembukaan kembali dilakukan mengikuti protokol kesehatan yang ketat dengan batasan jumlah jemaah.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/10/204126670/kompleks-al-aqsa-situs-suci-yerusalem-yang-terus-bergejolak

Terkini Lainnya

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke