Alat tes corona ini ditemukan oleh Manuela Foedinger yang memimpin laboratorium rumah sakit Kaiser-Franz-Joseph di Wina.
Ia pernah membuat perintis tes obat kumur yang serupa dan mudah digunakan, dan sekarang banyak dipakai di negara berpenduduk 8,9 juta orang itu.
Ketika penemuannya diakui oleh kota Wina tahun lalu, wali kota bertanya apa yang bisa dia lakukan untuk menguji balita.
Foedinger menjawab, "Saya juga punya ide untuk itu."
Di Wina, Foedinger sekarang melakukan penelitian dengan anak-anak berusia 1-6 tahun di lima TK.
Penelitian itu bertujuan menunjukkan seberapa akurat hasil tes, dan membantu memutuskan apakah tes lolipop ini dapat diterapkan lebih luas.
Meski anak-anak dibebaskan dari banyak protokol kesehatan, ada kekhawatiran dengan dibukanya kembali sekolah dan TK, varian lebih menular yang muncul di Inggris dan dominan di beberapa negara Uni Eropa dapat menyebar luas di kalangan remaja dan anak-anak.
Hal ini dapat berpengaruh ke lonjakan kasus lain dan mengancam kemajuan vaksinasi.
Baca juga: China Wajibkan Pelancong Asing Tes Covid-19 dengan Swab Anal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.