JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan izin darurat penggunaan vaksin Covid-19 asal China, Sinopharm.
Vaksin itu disebut sudah menyebar sebanyak jutaan dosis, baik diberikan ke penduduk "Negeri Panda" maupun negara lain.
Sinopharm menjadi vaksin virus corona pertama dari negara non-Barat yang mendapatkan persetujuan dari WHO.
Baca juga: Berapa Harga Vaksin Sinopharm untuk Vaksinasi Gotong Royong? Ini Penjelasan Bio Farma
Sebelumnya, badan kesehatan itu memberikan izin darurat kepada vaksin Covid-19 produksi Pfizer, AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Moderna.
Sementara vaksin yang diproduksi China memperoleh lampu hijau dari regulator kesehatan di negara Asia, Amerika Latin, dan Afrika.
Dengan sedikit data yang dirilis ke publik internasional, efikasi vaksin dari "Negeri Panda" sudah lama dipertanyakan.
Namun, dalam pernyataan pada Jumat (7/5/2021), WHO menerangkan bahwa Sinopharm aman, efektif, dan berkualitas.
Badan yang bermarkas di Jenewa itu menerangkan, keberadaan vaksin itu akan memperkuat upaya vaksinasi di seluruh dunia.
Mereka merekomendasikan agar vaksin dari "Negeri Panda" itu diberikan dua dosis ke usia di atas 18 tahun.
Baca juga: Bio Farma: 1 Juta Dosis Vaksin Sinopharm Sudah Diterima, Setengahnya Donasi dari UEA
Badan di bawah PBB itu dilaporkan akan segera memberikan keputusan bagi vaksin China lainnya, Sinovac.
Sementara vaksin yang diproduksi oleh Rusia, Sputnik V, tengah menjalani penilaian, seperti dilansir BBC.
Lampu hijau yang diberikan oleh regulator kesehatan dunia tentu akan menjadi acuan bagi negara anggotanya.
Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus berujar, pemberian izin darurat akan membantu negara untuk cepat memproses vaksin virus corona.
Berdasarkan sebuah laporan, diketahui Sinopharm sudah beredar sebanyak 65 juta dosis sebelum WHO memberi keputusan.
Baca juga: Soal Data Vaksin Covid-19 Sinopharm, Kepercayaan WHO Sangat Rendah
Negara-negara yang sudah menyatakan penggunaannya antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Pakistan, dan Hongaria.
Badan penasihat teknis WHO memberikan izin darurat setelah melihat data uji klinis dan praktik manufaktur.
Disebutkan untuk pasien bergejala dan dirawat, vaksin corona milik Sinopharm punya efikasi hingga 79 persen.
Tim penasihat mencatat, vaksin ini tidak diberikan ke pasien yang usianya di atas 60 tahun dalam uji klinis.
Meski begitu, badan kesehatan tersebut yakin vaksinnya tidak akan berubah terhadap kelompok lanjut usia.
Alasan lain yang membuat Sinopharm memperoleh izin adalah vaksin ini bisa disimpan di suhu 2-8 derajat celsius.
WHO menjelaskan, kemudahan dalam penyimpanan membuat negara yang sumber dayanya sedikit bisa mengaksesnya.
Baca juga: 3 Vaksin Covid-19 di Indonesia, Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.