Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Sinopharm Asal China Dapat Persetujuan WHO

Kompas.com - 08/05/2021, 06:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan izin darurat penggunaan vaksin Covid-19 asal China, Sinopharm.

Vaksin itu disebut sudah menyebar sebanyak jutaan dosis, baik diberikan ke penduduk "Negeri Panda" maupun negara lain.

Sinopharm menjadi vaksin virus corona pertama dari negara non-Barat yang mendapatkan persetujuan dari WHO.

Baca juga: Berapa Harga Vaksin Sinopharm untuk Vaksinasi Gotong Royong? Ini Penjelasan Bio Farma

Sebelumnya, badan kesehatan itu memberikan izin darurat kepada vaksin Covid-19 produksi Pfizer, AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Moderna.

Sementara vaksin yang diproduksi China memperoleh lampu hijau dari regulator kesehatan di negara Asia, Amerika Latin, dan Afrika.

Dengan sedikit data yang dirilis ke publik internasional, efikasi vaksin dari "Negeri Panda" sudah lama dipertanyakan.

Namun, dalam pernyataan pada Jumat (7/5/2021), WHO menerangkan bahwa Sinopharm aman, efektif, dan berkualitas.

Badan yang bermarkas di Jenewa itu menerangkan, keberadaan vaksin itu akan memperkuat upaya vaksinasi di seluruh dunia.

Mereka merekomendasikan agar vaksin dari "Negeri Panda" itu diberikan dua dosis ke usia di atas 18 tahun.

Baca juga: Bio Farma: 1 Juta Dosis Vaksin Sinopharm Sudah Diterima, Setengahnya Donasi dari UEA

Badan di bawah PBB itu dilaporkan akan segera memberikan keputusan bagi vaksin China lainnya, Sinovac.

Sementara vaksin yang diproduksi oleh Rusia, Sputnik V, tengah menjalani penilaian, seperti dilansir BBC.

Mengapa WHO akhirnya memberikan dukungan?

Lampu hijau yang diberikan oleh regulator kesehatan dunia tentu akan menjadi acuan bagi negara anggotanya.

Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus berujar, pemberian izin darurat akan membantu negara untuk cepat memproses vaksin virus corona.

Berdasarkan sebuah laporan, diketahui Sinopharm sudah beredar sebanyak 65 juta dosis sebelum WHO memberi keputusan.

Baca juga: Soal Data Vaksin Covid-19 Sinopharm, Kepercayaan WHO Sangat Rendah

Negara-negara yang sudah menyatakan penggunaannya antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Pakistan, dan Hongaria.

Badan penasihat teknis WHO memberikan izin darurat setelah melihat data uji klinis dan praktik manufaktur.

Disebutkan untuk pasien bergejala dan dirawat, vaksin corona milik Sinopharm punya efikasi hingga 79 persen.

Tim penasihat mencatat, vaksin ini tidak diberikan ke pasien yang usianya di atas 60 tahun dalam uji klinis.

Meski begitu, badan kesehatan tersebut yakin vaksinnya tidak akan berubah terhadap kelompok lanjut usia.

Alasan lain yang membuat Sinopharm memperoleh izin adalah vaksin ini bisa disimpan di suhu 2-8 derajat celsius.

WHO menjelaskan, kemudahan dalam penyimpanan membuat negara yang sumber dayanya sedikit bisa mengaksesnya.

Baca juga: 3 Vaksin Covid-19 di Indonesia, Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com