Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Ini Sebut Media Asing Telah Memelintir Kata-katanya, Menyebut Seakan-akan Vaksin Sinopharm Paling Tidak Aman di Dunia

Kompas.com - 10/01/2021, 19:13 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Pakar dari China, Tao Lina mengklarifikasi bahwa vaksin-vaksin yang belum diaktifkan adalah vaksin yang aman dan mengungkapkan bahwa media Voice of America (VOA) telah memelintir kata-katanya menjadi sebaliknya di artikel berita.

Dilansir dari Global Times, Tao berprofesi sebagai pakar vaksin dan juga mantan pekerja di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Shanghai.

Baru-baru ini, Dr Tao menerbitkan sebuah unggahan di media sosial Sina Weibo, mengkritik panduan penggunaan vaksin Sinopharm yang mencantumkan 73 kemungkinan efek samping.

Baca juga: Dokter Ini Sebut Vaksin Covid-19 dari Sinopharm Paling Tidak Aman di Dunia

Dia menyindir bagaimana panduan penggunaan membuat seakan-akan vaksin itu paling tidak aman di dunia, sehingga digunakan sebagai alat oleh pihak oposisi China untuk mempertanyakan keamanan vaksin.

Entah mengapa, media Barat Voice of America dalam situs berbahasa Mandarin menggunakan kata-kata Tao yang diunggah pada Kamis, menulis bahwa vaksin Sinopharm memiliki 73 efek samping sehingga membuat vaksin itu paling tidak aman di dunia.

Tao mengatakan kepada Global Times, "Saya tidak pernah mengatakan bahwa vaksin yang tidak aktif kurang aman dan kurang manjur."

Baca juga: Sudah Didistribusikan, seperti Ini Cara Penyimpanan Vaksin Sinovac

Tao mengaku bahwa sebaliknya, dia sering menekankan bahwa vaksin yang tidak aktif yang diproduksi oleh China aman dalam banyak artikel yang diterbitkan untuk menepis kekhawatiran publik tentang vaksinasi.

China telah menyelesaikan tiga uji klinis vaksin virus corona dalam waktu kurang dari setahun.

Dan, uji klinis fase III menunjukkan bahwa keamanan dan kemanjuran vaksin Sinopharm mencapai 79 persen.

Baca juga: [HOAKS] Penerima Vaksin Covid-19 Perdana dari Pfizer Meninggal Dunia

 

"Anda tidak pernah bisa terlalu menekankan pada keamanan dan kemanjuran. Upaya untuk mendiskreditkan citra keamanan vaksin China benar-benar membuat saya kesal," kata Tao.

Laporan dari VOA menurut apa yang dilaporkan Global Times, telah memutarbalikkan kata-kata Tao dan bahkan menekankan status Tao sebagai ahli vaksin dan mantan pekerja CDC Shanghai untuk mendukung klaimnya.

"Saya tidak mengatakan bahwa vaksin China tidak aman, karena saya tahu sebagian besar dari 73 reaksi merugikan yang tertulis di panduan pengguna vaksin Sinopharm tidak ada. Cara ironis seperti ini yang menunjukkan keamanan dan kemanjuran vaksin China, telah dipelintir oleh media asing," ujar Tao dikutip Global Times.

Baca juga: Berapa Hari Jarak Suntikan Pertama Vaksin Covid-19 dengan Suntikan Kedua?

Tao mengatakan instruksi yang tidak tepat yang tertulis pada vaksin menyesatkan publik, dan tidak ada bukti bahwa beberapa efek samping yang ekstrem seperti tekanan darah tinggi secara langsung terkait dengan vaksin.

"Ada kemungkinan bahwa beberapa karyawan sementara yang tidak bertanggung jawab membuat panduan penggunaan ini, yang mungkin salah tulis," kata Tao.

Tao mengungkapkan bahwa panduan penggunaan vaksin Sinopharm yang dia unggah secara online pada 30 Desember mungkin bukan versi final. Sinopharm dapat memperbaikinya nanti, kata Tao.

Baca juga: Ratu Elizabeth II dan Suaminya Disuntik Vaksin Covid-19, Paus Fransiskus Pekan Depan

Pihak Sinopharm sendiri tidak dapat dihubungi untuk dimintai keterangan.

Tao sendiri yakin bahwa vaksin Sinopharm sangat aman sehingga dia mendapat dosis pertama vaksin virus corona itu pada 26 Desember dan akan menerima dosis kedua pada Sabtu pekan ini.

Baca juga: BPOM Jelaskan Perkembangan Vaksin Covid-19 dari Keamanan, Khasiat dan Mutu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com