Badan penasihat teknis WHO memberikan izin darurat setelah melihat data uji klinis dan praktik manufaktur.
Disebutkan untuk pasien bergejala dan dirawat, vaksin corona milik Sinopharm punya efikasi hingga 79 persen.
Tim penasihat mencatat, vaksin ini tidak diberikan ke pasien yang usianya di atas 60 tahun dalam uji klinis.
Meski begitu, badan kesehatan tersebut yakin vaksinnya tidak akan berubah terhadap kelompok lanjut usia.
Alasan lain yang membuat Sinopharm memperoleh izin adalah vaksin ini bisa disimpan di suhu 2-8 derajat celsius.
WHO menjelaskan, kemudahan dalam penyimpanan membuat negara yang sumber dayanya sedikit bisa mengaksesnya.
Baca juga: 3 Vaksin Covid-19 di Indonesia, Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.