Ada juga kesepakatan sebelumnya yang diumumkan pada Maret, untuk 60 juta dosis dengan Shenzhen Yuanxing Gene-tech Co.
Kedua kesepakatan itu merupakan tambahan dari kesepakatan yang diumumkan November lalu dengan Tibet Rhodiola Pharmaceutical Holding Co., yang telah membayar 9 juta dollar AS (Rp 129,8 miliar) untuk memproduksi dan menjual vaksin Sputnik V di China.
Baca juga: Dibanjiri Kritik karena Beli Vaksin Sputnik V, PM Slowakia Mengundurkan Diri
RDIF mengatakan pada April ketentuan kesepakatan itu untuk 100 juta dosis dengan anak perusahaan milik Tibet Rhodiola.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan vaksin China telah beralih dari sebagian besar membuat produk untuk digunakan di dalam negeri, menjadi pemasok pasar global.
Masing-masing perusahaan mendapatkan persetujuan awal WHO untuk vaksin tertentu, sehingga dipandang sebagai “jaminan kualitas.”
Selama masa pandemi, perusahaan vaksin China telah mengekspor ratusan juta dosis ke luar negeri.
Pembuat vaksin China dengan cepat meningkatkan kapasitas dan mengatakan mereka dapat memenuhi kebutuhan domestik China pada akhir tahun.
"Ini adalah pengakuan dari produsen vaksin China, yang dapat memproduksi dalam jumlah besar," kata Helen Chen, kepala farmasi LEK Consulting, perusahaan konsultan strategi di Shanghai, dalam email kepada Newsweek.
Namun, tidak satu pun dari tiga perusahaan China tersebut yang mulai memproduksi Sputnik V.
Baca juga: Polemik Vaksin Sputnik V, Produsen Tuntut Uni Eropa karena Kasus Ini
Tibet Rhodiola mulai membangun pabrik di Shanghai pada akhir tahun lalu. Pada pertemuan tahunan untuk investor bulan lalu, perusahaan itu mengharapkan produksi bisa dimulai pada September.
Ketua Tibet Rhodiola Chen Dalin juga mengatakan setelah transfer teknologi berhasil, mereka akan mulai dengan pesanan 80 juta dosis untuk dijual kembali ke Rusia.
Seorang karyawan di perusahaan tersebut menolak untuk menyampaikan permintaan panggilan telepon, ke departemen media perusahaan untuk memberikan komentar, menurut laporan Newsweek.
Garis waktu untuk kesepakatan terbaru juga tidak jelas.
Sementara Hualan Bio adalah salah satu dari 10 produsen vaksin terbesar di China pada 2019. Panggilan telepon ke Hualan Bio tidak dijawab.
Seorang juru bicara dari Shenzhen Yuanxing menolak mengatakan kapan perusahaan akan mulai berproduksi. Tetapi menurutnya pesanan mereka tidak akan dijual di China. RDIF sempat menyatakan produksi akan dimulai bulan ini.
Baca juga: Rusia dan Austria Sepakat Bahas Pengiriman dan Produksi Vaksin Sputnik V