Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Kesulitan Penuhi Target Dosis Sputnik V yang Dijanjikan, Kini Bermitra dengan China

Kompas.com - 04/05/2021, 17:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Ada juga kesepakatan sebelumnya yang diumumkan pada Maret, untuk 60 juta dosis dengan Shenzhen Yuanxing Gene-tech Co.

Kedua kesepakatan itu merupakan tambahan dari kesepakatan yang diumumkan November lalu dengan Tibet Rhodiola Pharmaceutical Holding Co., yang telah membayar 9 juta dollar AS (Rp 129,8 miliar) untuk memproduksi dan menjual vaksin Sputnik V di China.

Baca juga: Dibanjiri Kritik karena Beli Vaksin Sputnik V, PM Slowakia Mengundurkan Diri

RDIF mengatakan pada April ketentuan kesepakatan itu untuk 100 juta dosis dengan anak perusahaan milik Tibet Rhodiola.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan vaksin China telah beralih dari sebagian besar membuat produk untuk digunakan di dalam negeri, menjadi pemasok pasar global.

Masing-masing perusahaan mendapatkan persetujuan awal WHO untuk vaksin tertentu, sehingga dipandang sebagai “jaminan kualitas.”

Selama masa pandemi, perusahaan vaksin China telah mengekspor ratusan juta dosis ke luar negeri.

Pembuat vaksin China dengan cepat meningkatkan kapasitas dan mengatakan mereka dapat memenuhi kebutuhan domestik China pada akhir tahun.

"Ini adalah pengakuan dari produsen vaksin China, yang dapat memproduksi dalam jumlah besar," kata Helen Chen, kepala farmasi LEK Consulting, perusahaan konsultan strategi di Shanghai, dalam email kepada Newsweek.

Namun, tidak satu pun dari tiga perusahaan China tersebut yang mulai memproduksi Sputnik V.

Baca juga: Polemik Vaksin Sputnik V, Produsen Tuntut Uni Eropa karena Kasus Ini

Tibet Rhodiola mulai membangun pabrik di Shanghai pada akhir tahun lalu. Pada pertemuan tahunan untuk investor bulan lalu, perusahaan itu mengharapkan produksi bisa dimulai pada September.

Ketua Tibet Rhodiola Chen Dalin juga mengatakan setelah transfer teknologi berhasil, mereka akan mulai dengan pesanan 80 juta dosis untuk dijual kembali ke Rusia.

Seorang karyawan di perusahaan tersebut menolak untuk menyampaikan permintaan panggilan telepon, ke departemen media perusahaan untuk memberikan komentar, menurut laporan Newsweek.

Garis waktu untuk kesepakatan terbaru juga tidak jelas.

Sementara Hualan Bio adalah salah satu dari 10 produsen vaksin terbesar di China pada 2019. Panggilan telepon ke Hualan Bio tidak dijawab.

Seorang juru bicara dari Shenzhen Yuanxing menolak mengatakan kapan perusahaan akan mulai berproduksi. Tetapi menurutnya pesanan mereka tidak akan dijual di China. RDIF sempat menyatakan produksi akan dimulai bulan ini.

Baca juga: Rusia dan Austria Sepakat Bahas Pengiriman dan Produksi Vaksin Sputnik V

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com