Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Medis Terbatas Saat Kasus Covid-19 India Makin Tinggi, Masyarakat Beralih ke Pasar Gelap

Kompas.com - 27/04/2021, 12:51 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Masyarakat India banyak yang beralih ke pasar gelap ketika kebutuhan medis untuk pasien Covid-19 meningkat, tapi pasokan menipis di pasar umum.

Pada Senin (26/4/2021), kasus harian Covid-19 di India mencapai 352.991, menandai kasus tertinggi dalam lima hari berturut-turut.

Anshu Priya tidak bisa mendapatkan tempat tidur rumah sakit di Delhi atau pinggiran Noida untuk ayah mertuanya dan karena kondisinya terus memburuk.

Baca juga: Bantuan Inggris untuk Covid-19 India Sudah Datang, Ada 100 Ventilator

Dia menghabiskan sebagian besar Minggu (25/4/2021) mencari tabung oksigen, tetapi pencariannya sia-sia.

Jadi, dia akhirnya beralih ke pasar gelap, sebagaimana dilansir dari BBC pada Selasa (27/4/2021).

Dia membayar dengan harga berkali lipat, sekitar 50.000 rupee (Rp 9,7 juta) untuk membeli tabung oksigen yang umumnya seharga 6.000 rupee (Rp 1,2 juta).

Dengan ibu mertuanya juga berjuang untuk bernapas, Anshu tahu dia mungkin tidak dapat menemukan atau membeli tabung oksigen lain di pasar gelap.

Kisah Anshu banyak terjadi di keluarga di Delhi, juga di Noida, Lucknow, Allahabad, Indore, dan banyak kota lain di India, di mana keluarga dengan putus asa memenuhi kebutuhan medis di rumah, saat rumah sakit sudah tidak bisa menampung.

Sudah ada beberapa laporan tentang orang yang meninggal di depan pintu rumah sakit, karena mereka tidak mampu membeli obat esensial dan tabung oksigen di pasar gelap, saat rumah sakit penuh. 

BBC menghubungi beberapa pemasok tabung oksigen dan kebanyakan dari mereka membandrol harga setidaknya 10 kali lebih mahal dari harga normal.

Baca juga: 117 Kematian Korban Covid-19 Per Jam, India Tebang Pohon-pohon di Taman Kota untuk Kremasi

Obat remdesivir

Anuj Tiwari menyewa seorang perawat untuk membantu perawatan saudara laki-lakinya di rumah setelah dia ditolak masuk ke banyak rumah sakit.

Beberapa rumah sakit mengatakan mereka tidak memiliki tempat tidur gratis dan yang lain mengatakan mereka tidak menerima pasien baru, karena ketidakpastian yang terus berlanjut mengenai pasokan oksigen.

Tiwari kemudian haruas membayar sejumlah besar uang untuk membeli konsentrator, yang dapat mengekstraksi oksigen dari udara, menjaga agar saudaranya tetap bernapas.

Ia juga mencari obat anti-virus remdesivir, obat yang telah diberikan persetujuan penggunaan darurat di India dan diresepkan secara luas oleh dokter.

Manfaat obat remdesivir pada awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com