Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kengerian Covid-19 di India: Seorang Ibu Dibuang Anaknya di Jalanan

Kompas.com - 27/04/2021, 07:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

NEW DELHI, KOMPAS.com - Sebuah momen memilukan menunjukkan seorang anak menelantarkan sang ibu begitu saja di India karena Covid-19.

Polisi di Kanpur, Uttar Pradesh, menjerat si pria karena sudah membuang ibunya yang positif trinfeksi virus corona.

Otoritas setempat bergerak setelah mendapati video viral, memperlihatkan perempuan tengah terbaring di jalanan.

Baca juga: Corona India Update: Setiap Menit, 4 Orang Meninggal

Warga lokal segera menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit. Namun, ibu itu meninggal saat mendapat perawatan.

Kabar memilukan ini terjadi di tengah perjuangan India melawan gelombang kedua Covid-19 yang jauh lebih menular dan mematikan.

Selama lima hari beruntun, musuh bebuyutan Pakistan itu terus mencatatkan rekor dalam kasus infeksi harian.

Dilaporkan Daily Mail, "Negeri Bollywood" melaporkan 352.991 kasus pada Senin (26/4/2021), dengan korban meninggal berada di angka 2.812.

Media setempat memberitakan, kematian terjadi setelah pasien tidak mendapatkan oksigen maupun ruang perawatan.

Oksigen menjadi barang yang paling dicari di India, yang tengah menghadapi serangan mutasi ganda virus corona.

Baca juga: Update Lonjakan Covid-19 India: Krematorium Darurat Tersebar di Seluruh Negara

Umumnya, harga per tabung adalah 6.000 rupee (Rp 1,1 juta). Tetapi sejak pandemi, harganya meroket jadi 50.000 rupee (Rp 9,6 juta).

Diwartakan BBC, harga alat medis penunjang lainnya juga meningkat. Seperti konsentrator oksigen yang harganya bisa mencapai 2.600 dollar AS (Rp 37,6 juta).

Karena begitu langkanya alat bantu pernapasan dan ruang perawatan, banyak pasien akhirnya meninggal.

Lainnya dilaporkan memilih bunuh diri dengan meloncat dari atap karena kurangnya perawatan di rumah sakit.

Dr Gautam Singh, yang bekerja di unit gawat darurat RS New Delhi, memohon agar oksigen dikirimkan karena tempatnya kehabisan.

Baca juga: Covid-19 di India Mengganas, Krematorium Kehabisan Tempat Bakar Jenazah

"Pasien saya sekarat. Tolonglah kirim lebih banyak kepada kami," jelas Dr Singh di media sosialnya.

Pada Senin, dia sebenarnya sudah mendapat 20 tabung. Namun, persediaan itu hanya cukup untuk sehari saja.

"Saya merasa kesulitan karena pasien saya harus terus melewati tantangan jam demi jam," jelas Dr Singh.

Pakar menyatakan, saat puncak wabah pada Mei, India diprediksi akan melaporkan 500.000 kasus per hari.

Ahli juga memprediksi akan ada 5.000 korban meninggal setiap harinya, dengan rasio kematian meningkat menjadi 1,14.

Baca juga: Corona India Hari Ini: Pemerintah Hapus Twit Kritikus, Picu Amarah Netizen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com