NEW DELHI, KOMPAS.com - Selama bertugas sebagai petugas kremasi jenazah, Charanjeev Malhotra tak pernah menyangka bakal berhadapan dengan situasi mengerikan ini.
Sebab selama bertahun-tahun pekerjaannya membantu mengkremasi mayat, saat ini dia hampir tidak berhenti bekerja.
Charanjeev harus terus bekerja setelah India dihantam gelombang kedua Covid-19, yang jauh lebih menular dan mematikan.
Baca juga: Mengapa Krisis Covid-19 India Jadi Masalah Mengerikan bagi Dunia
Selama empat hari terakhir, "Negeri Bollywood" mencatatkan rekor dalam kasus infeksi harian dengan korban meninggal yang tak kalah banyak.
Media setempat menduga kematian sebenarnya karena virus corona berkali-kali lipat lebih banyak dari yang diumumkan secara resmi.
Charanjeev tidak menyangka, banyaknya korban meninggal juga tercatat du New Delhi, yang notabene ibu kota India.
"Orang-orang tidak mendapatkan oksigen, dan mereka mati seperti binatang," ujar Charanjeev dikutip BBC Senin (26/4/2021).
Dia mengungkapkan karena banyaknya jenazah yang mesti dikremasi, mereka tidak mempunyai sumber daya yang cukup.
Oksigen. Kata yang seakan menjadi barang paling bernilai di India di tengah hantaman mutasi ganda Covid-19 ini.
Baca juga: Corona India Terbaru: Daftar Negara yang Kirim Bantuan, dari AS hingga Uni Eropa
Dari berbagai pemberitaan yang beredar, kebanyakan pasien meninggal karena kekurangan oksigen maupun ruang perawatan.
Berbagai fasilitas medis berteriak karena mereka berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan pasien di tengah makin menipisnya stok napas kehidupan itu.
Seperti yang dialami Shivangi. Di tengah duka karena kehilangan kakeknya, dia tetap mengatur suplai oksigen di rumah sakit tempatnya bekerja.
Dengan emosional, Shivangi mengaku heran apakah pemerintah sedang tidur karena mereka tidak cepat menanggapinya.
Dia pun menuding otoritas "Negeri Bollywood" sudah gagal karena di Delhi, orang tak mendapat jaring pengaman kesehatan.
"Orang-orang tidak bisa hidup di Delhi. Bahkan, mereka juga tidak bisa mati dengan tenang di Delhi," ratapnya.
Baca juga: Covid-19 di India: Pemerintah Janji Hukum Mati Pejabat yang Tunda Pasokan Oksigen