YEREVAN, KOMPAS.com - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Minggu (25/4/2021) mengundurkan diri, tetapi tetap menjalankan tugas sementaranya.
Dengan mundurnya Pashinyan, maka pemungutan suara parlemen akan diadakan pada 20 Juni, dalam rangka meredakan krisis politik yang berlarut-larut.
Pashinyan terus didesak mundur sejak menandatangani perjanjian damai dengan Azerbaijan yang ditengahi Rusia pada November.
Baca juga: Armenia Panas, Azerbaijan Pamerkan Helm Tentara yang Tewas sebagai Piala Perang
Perjanjian damai tersebut menandai berakhirnya perang di daerah sengketa Nagorno-Karabakh.
"Saya mengundurkan diri dari jabatan sebagai perdana menteri hari ini," kata Pashinyan dalan pengumuman di Facebook-nya yang dikutip AFP.
Setelah Pashinyan mengumumkan pengunduran dirinya, semua anggota kabinetnya juga mundur sesuai hukum Armenia.
Namun Pashinyan mengatakan, dia akan tetap memenuhi tugasnya sebagai kepala pemerintahan sementara.
Baca juga: Dilanda Krisis Politik, PM Armenia Konfirmasi April Akan Mengundurkan Diri
Kekalahan Armenia dari Azerbaijan yang secara teknologi lebih unggul, memicu protes massal di republik miskin pecahan Uni Soviet tersebut.
Militer Armenia dilengkapi dengan senjata era Soviet yang sudah usang. Mereka kewalahan mempertahankan Nagorno-Karabakh yang dikuasainya selama tiga dekade.
Perang Armenia-Azerbaijan pecah di Nagorno-Karabakh pada September 2020.
Perang Azerbaijan-Armenia tersebut merenggut sekitar 6.000 nyawa, dan perjanjian damai mengharuskan Armenia menyerahkan sebagian wilayah ke Azerbaijan.
Baca juga: Armenia Masih Krisis Pasca-Perang, Presiden Berani Tolak Perintah PM
Pashinyan bersikeras dia menangani perang dengan benar, dan berkata tidak punya pilihan selain setuju dengan perjanjian damai, atau mengalami kerugian lebih besar.
Ia juga menyatakan, pemilu adalah cara terbaik untuk mengakhiri kebuntuan politik pasca-perang.
Nikol Pashinyan adalah mantan editor surat kabar yang kini berusia 45 tahun.
Ia menjadi PM Armenia sejak 2018 dan awalnya membawa gelombang optimisme ke negara yang beribu kota di Yerevan tersebut.
Baca juga: PM Armenia Tuding Militer Berusaha Melakukan Kudeta Menggulingkan Dirinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.