Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2021, 12:36 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

HOUSTON, KOMPAS.com - Dua pria tewas setelah Tesla dengan autopilot, menabrak pohon dan menyalakan api besar dengan dua penumpang masih di dalam.

Tesla Model S 2019 yang sepenuhnya listrik menabrak pohon di Carlton Woods sekitar pukul 11.25 malam pada Sabtu malam (17/4/2021). Petugas memerlukan 32.000 galon air untuk memadamkan api tanpa berhasil menyelamatkan penumpangnya.

Baca juga: Video Viral Autopilot Tesla Menyerah Hadapi Macet di Vietnam

Menurut Polisi Harris County Precinct 4 Mark Herman penyelidikan menemukan “tidak ada yang mengemudi” ketika kecelakaan itu terjadi. Satu orang duduk di kursi penumpang di depan dan yang kedua duduk di belakang.

Para pejabat mengatakan kepada KPRC 2 bahwa kendaraan seharga 80.000 dollar AS (Rp 1,1 miliar) itu bergerak dengan kecepatan tinggi ketika gagal melewati belokan, keluar jalur, kemudian menabrak.

Petugas pemadam kebakaran menggunakan 32.000 galon air selama empat jam untuk mencoba memadamkan api karena baterai mobil terus menyala kembali.

Sampai akhirnya, petugas harus harus menelepon Tesla untuk menanyakan cara memadamkan api di baterai.

Daily Mail telah menghubungi Tesla untuk dimintai komentar, saat para pejabat bersiap untuk melakukan otopsi terhadap kedua pria tersebut.

Baca juga: Huawei Bikin Mobil Listrik Pesaing Tesla

Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) sekarang menyelidiki 23 kecelakaan yang melibatkan mobil Tesla yang diyakini berkendara menggunakan Autopilot, New York Times melaporkan.

Mode tersebut menggunakan sensor dan kamera untuk mendeteksi jalur, rintangan, atau kendaraan lain.

CEO Tesla Elon Musk berkicau di Twitter pada Sabtu (17/4/2021) mengatakan kendaraan dengan Autopilot yang dibuat sekarang memiliki kemungkinan kecelakaan 10 kali lebih rendah, daripada kendaraan rata-rata.

Tetapi bulan lalu, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS menyarankan Tesla menggunakan pelanggan sebagai “percobaan” untuk menguji teknologi mengemudi otonomnya sebelum disetujui secara resmi.

Dalam sebuah surat kepada agensi saudaranya, NHTSA, NTSB menyerukan persyaratan yang lebih ketat untuk desain dan penggunaan sistem penggerak otomatis tersebut di jalan umum, CNBC melaporkan.

Tesla disebutkan 16 kali dalam dokumen tersebut, terutama karena fakta bahwa ia merilis versi beta “Full Self-Driving” (FSD) ke publik, dengan pengawasan terbatas atau persyaratan pelaporan.

Meskipun NTSB mengkritik perusahaan karena kurangnya pengamanan, badan tersebut juga mengecam NHTSA karena “lepas tangan” untuk memantau pengujian semacam itu di jalan umum.

Baca juga: Khawatir Bisa Mengintai, Mobil Listrik Tesla Dilarang Masuk Kompleks Militer China

Tesla pertama kali meluncurkan program beta Full Self-Driving (FSD) pada Oktober, untuk sejumlah pelanggan terbatas yang dianggap “pengemudi ahli dan berhati-hati.”

Halaman:
Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com