Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mobil Tesla Berkendara dengan Autopilot Tabrak Pohon, Dua Penumpangnya Tewas Terbakar

Tesla Model S 2019 yang sepenuhnya listrik menabrak pohon di Carlton Woods sekitar pukul 11.25 malam pada Sabtu malam (17/4/2021). Petugas memerlukan 32.000 galon air untuk memadamkan api tanpa berhasil menyelamatkan penumpangnya.

Menurut Polisi Harris County Precinct 4 Mark Herman penyelidikan menemukan “tidak ada yang mengemudi” ketika kecelakaan itu terjadi. Satu orang duduk di kursi penumpang di depan dan yang kedua duduk di belakang.

Para pejabat mengatakan kepada KPRC 2 bahwa kendaraan seharga 80.000 dollar AS (Rp 1,1 miliar) itu bergerak dengan kecepatan tinggi ketika gagal melewati belokan, keluar jalur, kemudian menabrak.

Petugas pemadam kebakaran menggunakan 32.000 galon air selama empat jam untuk mencoba memadamkan api karena baterai mobil terus menyala kembali.

Sampai akhirnya, petugas harus harus menelepon Tesla untuk menanyakan cara memadamkan api di baterai.

Daily Mail telah menghubungi Tesla untuk dimintai komentar, saat para pejabat bersiap untuk melakukan otopsi terhadap kedua pria tersebut.

Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) sekarang menyelidiki 23 kecelakaan yang melibatkan mobil Tesla yang diyakini berkendara menggunakan Autopilot, New York Times melaporkan.

Mode tersebut menggunakan sensor dan kamera untuk mendeteksi jalur, rintangan, atau kendaraan lain.

CEO Tesla Elon Musk berkicau di Twitter pada Sabtu (17/4/2021) mengatakan kendaraan dengan Autopilot yang dibuat sekarang memiliki kemungkinan kecelakaan 10 kali lebih rendah, daripada kendaraan rata-rata.

Tetapi bulan lalu, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS menyarankan Tesla menggunakan pelanggan sebagai “percobaan” untuk menguji teknologi mengemudi otonomnya sebelum disetujui secara resmi.

Dalam sebuah surat kepada agensi saudaranya, NHTSA, NTSB menyerukan persyaratan yang lebih ketat untuk desain dan penggunaan sistem penggerak otomatis tersebut di jalan umum, CNBC melaporkan.

Tesla disebutkan 16 kali dalam dokumen tersebut, terutama karena fakta bahwa ia merilis versi beta “Full Self-Driving” (FSD) ke publik, dengan pengawasan terbatas atau persyaratan pelaporan.

Meskipun NTSB mengkritik perusahaan karena kurangnya pengamanan, badan tersebut juga mengecam NHTSA karena “lepas tangan” untuk memantau pengujian semacam itu di jalan umum.

Tesla pertama kali meluncurkan program beta Full Self-Driving (FSD) pada Oktober, untuk sejumlah pelanggan terbatas yang dianggap “pengemudi ahli dan berhati-hati.”

Perusahaan ini sekarang memiliki lebih dari 1.000 pelanggan berbayar yang menguji versi beta yang saat ini dalam otonomi Level 2. Artinya, pengemudi diharuskan tetap waspada dan mengendalikan semua aktivitas mengemudi.

Namun, NTSB tidak senang bahwa ribuan pelanggan berkeliling dengan sistem yang tidak disetujui, dan mendorong persyaratan yang lebih ketat pada teknologi otonom.

Musk telah mencanangkan Tesla dengan 'Full Self-Driving' (FSD) selama lebih dari lima tahun. Tetapi sejumlah email bocor yang terungkap bulan lalu mengungkap bahwa teknologinya masih jauh dari menyediakan kemampuan “hands-free” (tampa pengemudi).

Dokumen antara pengacara Tesla dan Departemen Kendaraan Bermotor California (DMV) mengatakan kendaraan yang menggunakan versi beta terbaru perusahaan, yang dikenal sebagai “Autosteer on City Streets” tidak akan melampaui otonomi Level 2.

Tingkat otonomi ini mengharuskan pengemudi untuk tetap waspada dan mengontrol rem, akselerator, dan kemudi. Sementara Musk menjanjikan mobil yang “mengemudi sendiri sepenuhnya” pada 2021.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/19/123652370/mobil-tesla-berkendara-dengan-autopilot-tabrak-pohon-dua-penumpangnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke