Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Bakal Tarik Pasukan AS dari Afghanistan: Perang Terlama akan Berakhir

Kompas.com - 15/04/2021, 05:34 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, sudah waktunya bagi AS untuk mengakhiri perang terlama.

Hal itu tertuang dalam pernyataan yang dilihat AFP dan bakal dibacakan Biden pada Selasa (14/4/2021) waktu setempat saat mengumumkan akan menarik pasukan AS dari Afghanistan.

Baca juga: Seluruh Tentara AS di Afghanistan Bakal Ditarik pada 11 September

“Negeri Paman Sam” mulai mengirim pasukannya ke Afghanistan setelah tragedi serangan 11 September 2001 yang menyerang menara kembar World Trade Center (WTC) atau lebih dikenal serangan 9/11.

“Kini saya adalah presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan AS di Afghanistan. Saya tidak akan menyerahkan tanggung jawab ini kepada yang kelima,” kata Biden menurut pernyataan yang telah disiapkan.

Meski demikian, Biden mengatakan bahwa Washington akan terus mendukung pemerintah Afghanistan sebagaimana dilansir AFP.

Dia menambahkan, pekerjaan diplomatik dan kemanusiaan AS masih akan terus berlanjut. Namun, sambung Biden, AS tidak akan terlibat di Afghanistan secara militer.

Baca juga: Setelah AS, Negara Sekutunya Bakal Meninggalkan Afghanistan

Sebelumnya, pada Selasa (13/4/2021), sejumlah pejabat mengatakan penarikan pasukan AD dari Afghanistan akan dilakukan pada 11 September, memeringati serangan 9/11.

"Kami tidak dapat melanjutkan siklus untuk memperpanjang atau memperluas kehadiran militer di Afghanistan dengan harapan dapat menciptakan kondisi yang ideal," imbuh Biden menurut pernyataan yang telah disiapkan.

AS menginvasi Afghanistan pada 2001 lalu menggulingkan rezim Taliban yang represif nan ultra-konservatif.

Kala itu, rezim Taliban di Afghanistan menjadi “tuan tumah” yang ramah bagi gerakan teroris Al-Qaeda menjelang serangan 9/11.

Baca juga: Intelijen AS Waspadai Afghanistan Akan Segera Dikuasai Milisi Taliban

Setelah AS berhasil menggulingkan Taliban, pemerintah yang baru dibentuk di ibu kota Afghanistan, Kabul.

Tetapi Taliban dengan cepat melancarkan pemberontakan berdarah yang kemudian gagal ditumpas oleh koalisi internasional pimpinan AS dan pemerintah Afghanistan.

Pada Februari 2020, mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan bakal menarik seluruh pasukan AS dari Afghanistan pada Mei 2021.

Pengumuman itu disampaikan setelah Trump bersepakat dengan Taliban untuk menarik pasukannya namun dengan jaminan keamanan yang berlanjut di Afghanistan.

Baca juga: Korban Sipil Konflik Afghanistan-Taliban 2020 Capai 8.820, Meningkat Setelah Pembicaraan Damai

Namun, kekerasan yang dilakukan Taliban masih terus berlanjut bahkan menjelang Mei.

Intelijen AS memperingatkan bahwa pemerintah Afghanistan akan kesulitan untuk menahan Taliban jika pasukan koalisi mundur.

Beberapa analis khawatir akan pecahnya perang saudara jika pemerintah Afghanistan dibiarkan menghadapi Taliban sendirian.

Baca juga: Menhan Jerman Khawatir Serangan Taliban di Afghanistan Bakal Meningkat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com