Pihak berwenang menuding insiden itu terjadi karena sabotase oleh teroris, tetapi belum merilis hasil penyelidikan mereka.
Presiden Iran Hassan Rouhani pada Minggu (11/4/2021) meresmikan pabrik pengganti di Natanz, serta serangkaian sentrifugal untuk memperkaya uranium dan dua kaskade uji.
Ia meresmikannya dalam upacara yang disiarkan televisi pemerintah Iran.
Peralatan baru itu membuat Iran bisa memperkaya uranium lebih cepat dan dalam jumlah tinggi, ke tingkat yang melanggar batas kesepakatan nuklir 2015.
Amerika Serikat (AS) yang saat itu dipimpin Donald Trump menarik diri dari perjanjian multilateral pada 2018, dan memberlakukan kembali sanksi berat.
Iran kemudian menanggapinya dengan secara bertahap melanggar perjanjian.
Pihak-pihak dalam kesepakatan itu membuka pembicaraan di Wina pada Selasa (6/4/2021) dengan tujuan membawa AS kembali ke kesepakatan nuklir, dan membuat Iran kembali patuh agar sanksinya dicabut.
Baca juga: AS Siap Bertemu Iran untuk Bahas Ulang Perjanjian Nuklir 2015
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.