Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Eksekusi 3 Tentara dalam Kasus "Pengkhianatan Tinggi"

Kompas.com - 10/04/2021, 20:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

 

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi pada Sabtu (10/4/2021) mengeksekusi 3 tentara karena "pengkhianatan tinggi" terhadap Kementerian Pertahanan.

Melansir AFP pada Sabtu (10/4/2021), ketiga tentara dinyatakan bersalah atas "pengkhianatan tingkat tinggi yang bekerja sama dengan musuh" melalui cara yang mengancam kerajaan dan kepentingan militernya.

Kementerian Pertahanan Arab Saudi melaporkan kabar ini dalam pernyataan publik yang diterbitkan oleh Saudi Press Agency.

Baca juga: Selama Ramadan, Arab Saudi Izinkan 50.000 Jemaah Umrah di Mekah

Pernyataan tersebut menyebutkan 3 nama tentara yang dieksekusi itu, yakni Mohammed bin Ahmed, Shaher bin Issa dan Hamoud bin Ibrahim. Namun, tidak memberikan identifikasi dengan siapa mereka berkolusi.

Pengumuman adanya pengkhianatan tinggi oleh tentara muncul, ketika Putra Mahkota Mohammed bin Salman, pewaris takhta berusia 35 tahun, mengkonsolidasikan kekuasaannya dalam kampanye militer di Yaman yang semakin meningkat.

Pangeran Mohammed sudah dipandang sebagai penguasa de facto negara itu, mengendalikan semua tuas utama pemerintahan, dari pertahanan hingga ekonomi.

Baca juga: Ini 3 Kategori Vaksinasi Jemaah yang Diizinkan Umrah oleh Arab Saudi

Dia menyandang gelar menteri pertahanan, sedangkan adik laki-lakinya Pangeran Khalid bin Salman adalah wakilnya.

Selama 3 tahun terakhir, Putra Mahkota telah melakukan tindakan keras terhadap para kritikus dan lawannya, meliputi memenjarakan anggota keluarga kerajaan terkemuka, konglomerat bisnis, ulama, dan aktivis.

Pada Maret 2020, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz al-Saud, saudara laki-laki Raja Salman dan keponakan raja, Pangeran Mohammed bin Nayef, ditahan.

Baca juga: Arab Saudi: Hanya Jemaah yang Sudah Divaksin Covid-19 Diizinkan Umrah ke Mekkah

Berbagai sumber mengatakan hal itu terjadi ketika Putra Mahkota Mohammed bin Salman berusaha membasmi jejak perbedaan pendapat internal.

Otoritas Saudi belum secara terbuka mengomentari penahanan mereka yang sedang berlangsung.

Riyadh memimpin koalisi militer di Yaman sejak Maret 2015 untuk mendukung pemerintah yang diakui secara internasional.

Baca juga: Houthi Klaim Serang Arab Saudi, Kirim 4 Drone ke Riyadh

Namun, telah berjuang untuk menggulingkan pemberontak Houthi yang didukung Iran.

Akibatnya, terjadi lonjakan serangan rudal dan drone terhadap kerajaan.

Pertempuran juga meningkat di wilayah utama Yaman di Marib, dengan 53 pejuang pro-pemerintah dan pemberontak Houthi tewas dalam 24 jam terakhir, kata pejabat militer loyalis pada Sabtu (10/4/2021).

Orang-orang Houth telah mencoba untuk merebut Marib yang kaya minyak, kantong teritori penting terakhir pemerintah Yaman di utara, sejak Februari.

Baca juga: Enam Tahun Perang di Yaman, Arab Saudi Tawarkan Kesepakatan Damai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com