Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terusan Suez Bebas Macet, Kapal Terakhir yang Tertahan Sudah Lewat

Kompas.com - 04/04/2021, 08:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

SUEZ, KOMPAS.com - Kapal terakhir yang tertahan oleh kapal Ever Given, kontainer raksasa yang terjebak di Terusan Suez, kini telah melewati jalur air penghubung Laut Merah dan Laut Mediterania.

Lebih dari 400 kapal dibiarkan menunggu di kedua ujung kanal ketika Ever Given sepanjang 400 meter terjepit di jalur sempit arteri perdagangan internasional pada 23 Maret.

Tetapi Otoritas Terusan Suez Mesir mengatakan kemacetan lalu lintas pengiriman sekarang sudah berakhir pada Sabtu malam (3/4/2021).

Baca juga: Dampak Terusan Suez Macet, Mesir Minta Ganti Rugi Rp 14,5 Triliun

Para pejabat telah membuka penyelidikan insiden Ever Given tersebut. Mereka berharap temuannya bisa dipublikasikan awal minggu depan.

Hasil penyelidikan diyakini dapat menimbulkan dampak hukum yang besar. Pasalnya berbagai pihak berupaya menutup biaya perbaikan kapal dan kanal, serta operasi penyelamatan.

Sekitar 12 persen perdagangan global melewati kanal sepanjang 193 km (120 mil), yang menyediakan jalur laut terpendek antara Asia dan Eropa.

Ever Given seberat 220.000 ton akhirnya dibebaskan Senin lalu (29/3/2021). Operasi penyelamatan besar-besaran melibatkan armada kapal tunda dan kapal pengerukan, yang memindahkan sekitar 30.000 meter kubik (1,1m kaki kubik) lumpur dan pasir.

Operasi tersebut memungkinkan ratusan kapal, yang membawa jutaan ton kargo, mulai bergerak melalui jalur air.

Sebanyak 85 kapal, membawa kargo seberat 4,2 juta ton, melewati kanal di kedua arah pada Sabtu (3/4/2021), kata Otoritas Terusan Suez (SCA) melansir BBC.

Barisan itu mencakup 61 kapal terakhir dari 422 kapal yang sebelumnya mengantre ketika kapal kontainer Ever Given tertahan.

Baca juga: 10 Jalur Air Penting Terkenal di Dunia, Terusan Suez hingga Terusan Panama

Upaya besar

Otoritas kanal berada di bawah tekanan untuk meningkatkan infrastruktur teknis jalur air, sehingga gangguan lebih lanjut bisa dihindari di masa mendatang.

Mereka mengatakan mereka akan menuntut setidaknya 1 miliar dollar AS (Rp 14,5 triliun) sebagai kompensasi atas kerugian akibat penyumbatan.

Dalam sebuah wawancara dengan Sada el-Balad TV milik swasta pada Rabu (31/3/2021), ketua SCA Osama Rabie mengatakan kapal Ever Given tidak akan meninggalkan Great Bitter Lake, tempat penyimpanannya saat ini, sampai kompensasi dibayarkan oleh pemilik kapal.

Rabie juga mengatakan sekitar 800 orang telah membantu membebaskan kapal, dan mereka akan mendapat penghargaan atas "upaya besar" yang telah dilakukan.

Manajer teknis kapal, Bernhard Schulte Shipmanagement, mengatakan pada Senin (29/3/2021) bahwa penyelidikan awal menunjukkan kapal itu membelok karena angin kencang. Mereka juga mengesampingkan kegagalan mekanis atau mesin sebagai penyebabnya.

Baca juga: [KISAH MISTERI] Kuburan Kapal Tanjung Harapan, Jalur Alternatif Berbahaya dari Terusan Suez

Namun, Rabie yakin dampak angin bukanlah alasan utama insiden itu, dan "kesalahan teknis atau manusia" mungkin yang menjadi penyebabnya.

"Terusan Suez tidak pernah ditutup karena cuaca buruk," katanya sebelumnya kepada wartawan.

Dia juga membantah faktor ukuran kanal jadi permasalahannya. Sebab menurutnya kapal yang lebih besar telah menggunakan jalur air tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com