"Lebih bijaksana ... untuk hanya mengizinkan (perjalanan) dengan kapal berukuran kecil dan menengah pada malam hari. Membatasi kapal tanker minyak dan kapal besar lainnya hingga siang hari,” kata dia melansir AFP pada Selasa (30/3/2021).
Kapal raksasa berbendera Panama yang dioperasikan oleh Perusahaan Taiwan Evergreen Marine Corporation terdampar setelah kandas di tepi timur jalur air dalam badai pasir.
Pembebasannya dibantu oleh kapal tunda, kapal itu telah bergeser dari jalur kapal lain, dan berlabuh Senin malam (29/3/2021) menjelang penyelidikan.
"Pemilik dan operator ... kapal dan beberapa pihak berkepentingan lainnya akan terlibat dalam penyelidikan itu,” kata Angus Blair dari Universitas Amerika di Kairo, kepada AFP.
Operasi pembebasan kapal membutuhkan lebih dari 10 kapal tunda, serta kapal keruk.
Antara 180 dan 200 orang bekerja tanpa lelah 24 jam sehari di lokasi menurut seorang pejabat kanal kepada AFP tanpa menyebut nama.
Baca juga: Pakar Usul Terusan Suez Buka Tutup Sesuai Ukuran Kapal
Ahmed Abbas, seorang karyawan Terusan Suez, membagikan rekaman langsung dari tempat kejadian di akun Facebook-nya saat kapal itu diapungkan kembali.
Mereka berseru: "Alhamdulillah, kapal akhirnya keluar! Bagus sekali untuk anak-anak SCA!"
Menurutnya hingga 2.000 pekerja dikerahkan untuk memberikan layanan tambahan.
“Faktor yang menentukan adalah kita menggali lebih dalam di bawah haluan kapal dan melebar hingga membentuk genangan air di bawahnya pada kedalaman sekitar 12 meter,” ungkapnya.
Di tempat lain, tim penyelamat menggali hingga 18 meter.
Mesir kehilangan pendapatan antara 12-15 juta dollar AS (Rp 174,5-218,1 miliar) untuk setiap hari jalur air ditutup, menurut angka SCA dengan sedikit direvisi.
Baca juga: Kutukan Firaun Dikaitkan dengan Insiden Terusan Suez hingga Gedung Ambruk di Mesir
Otoritas Mesir berusaha memulihkan sebagian dari kerugiannya, termasuk untuk biaya kerusakan kanal yang ditimbulkan oleh upaya penyelamatan yang intensif.
"Proses pengadilan kemungkinan akan terjadi untuk menentukan tanggung jawab hukum atas Ever Given yang memblokir kanal," kata Marcos Alvarez dari lembaga pemeringkat kredit DBS Morning Star.
"Indikasinya adalah bahwa mitra yang bertanggung jawab akan mencakup pemilik kapal, operatornya, dan Otoritas Terusan Suez, yang termasuk nakhoda lokal sebagai pemandu kapal melalui kanal."
Krisis tersebut memaksa perusahaan pelayaran untuk memilih antara menunggu atau mengubah rute kapal di sekitar ujung selatan Afrika.
Opsi kedua untuk memutar akan menambah 9.000 kilometer (5.500 mil) perjalanan, dan lebih dari seminggu perjalanan untuk perjalanan antara Asia dan Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.