Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Ever Given Berlayar Kembali di Terusan Suez, Dirayakan dengan Klakson

Kompas.com - 29/03/2021, 23:39 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com – Kapal Ever Given di Terusan Suez akhirnya berhasil dibebaskan pada Senin (29/3/2021) setelah memblokade kanal tersebut selama hampir sepekan.

Setelah Ever Given dibebaskan, lalu lintas pelayaran di salah satu kanal paling sibuk di dunia tersebut bisa dilanjutkan kembali.

Siaran televisi menunjukkan, awak kapal penarik membunyikan klakson mereka untuk merayakan keberhasilan mengevakuasi Ever Given.

Kepala Otoritas Terusan Suez (SCA) Osama Rabie mengatakan, proses evakuasi Ever Given telah berhasil dilakukan setelah terdampar hampir sepekan lamanya.

Baca juga: Kapal Ever Given di Terusan Suez Berhasil Dibebaskan, Lalu Lintas Maritim Resmi Dilanjutkan


Pihaknya lantas mengumumkan bahwa lalu lalu lintas maritim di Terusan Suez secara resmi dimulai kembali.

Ever Given telah menyumbat Terusan Suez selama hampir sepekan setelah menyangkut di kanal itu pada Selasa (23/3/2021) pekan lalu.

Dengan panjang 400 meter, Ever Given terdampar secara diagonal dengan haluan kapal menabrak sisi timur kanal dan buritan kapal tersangkut di sisi barat kanal.

Sebelum berhasil dievakuasi sepenuhnya, dilakukan beragam upaya termasuk mengeruk dan menggali sisi timur kanal yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Mediterania tersebut.

Baca juga: Selagi Terusan Suez Macet, Rusia Promosikan Rute Pelayaran Laut Utara

Pada Senin pagi waktu setempat, SCA dan tim dari perusahaan Belanda Smit Salvage telah berhasil mengapung kembali sebagian Ever Given.

Keberhasilan tersebut langsung disambut oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi sebagaimana dilansir The Japan Times.

"Hari ini, orang Mesir telah berhasil mengakhiri krisis kapal yang terdampar di Terusan Suez, terlepas dari kompleksitas proses yang sangat besar," kata al-Sissi.

Mesir diperkirakan telah kehilangan pendapatan sekitar 12 juta dollar AS (Rp 173 miliar) hingga 14 juta dollar AS (Rp 202 miliar) akibat Terusan Suez macet.

Setelah kapal berbobot 200.000 ton itu diapungkan kembali, diperkirakan memakan waktu sekitar 3,5 hari untuk mengatasi kemacetan lalu lintas maritim di kanal tersebut.

Baca juga: Massa Berteriak Tuhan Maha Besar Saat Kapal yang Sumbat Terusan Suez Mengapung Sebagian

Rabie memuji keberhasilan evakuasi Ever Given tersebut. Kru penyelamat juga telah bekerja sepanjang waktu.

Ketika Ever Given terdampar di Terusan Suez, setidaknya ada 369 kapal mengantre untuk bisa memasuki kanal tersebut.

Di antara kapal-kapal tersebut terdapat kapal kontainer, kapal muatan curah, kapal tanker minyak, dan kapal bermuatan gas alam cair (LNG).

Sebelumnya, pihak berwenang mengatakan pihaknya akan mempercepat laju pelayaran di kanal tersebut begitu Ever Given dibebaskan.

"Kami tidak akan menyia-nyiakan satu detik pun," kata Rabie kepada televisi pemerintah Mesir.

Baca juga: Terusan Suez Terkini: Kapal Ever Given Hampir Bebas, tapi Ada Kerusakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com