Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Terusan Suez Macet Dimanfaatkan Rusia untuk Tawarkan Rute Laut Utara

Kompas.com - 31/03/2021, 10:57 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

SUEZ, KOMPAS.com - Pengalaman Terusan Suez macet selama 6 hari karena kapal Ever Given yang tersangkut dan menghalangi jalan ratusan kapal melintas, menjadi peluang Rusia menawarkan Rute Laut Utara (NSR).

Melansir Insider pada Rabu (31/3/2021), lintasan penting dunia yang macet dimanfaatkan pejabat Rusia untuk mengkampanyekan Rute Laut Utara, koridor maritim Arktik, yang dikelola Rusia.

Pada Kamis (25/3/2021), seorang pejabat pengembangan Samudra Arktik dan perusahaan nuklir negara, Rosatom, yang bertanggung jawab atas pengembangan rute itu, mengatakan insiden itu menunjukkan "betapa rapuhnya rute antara Eropa dan Asia".

"Pembangunan Ruter Laut Utara menegantisipasi risiko logistik dan membuat perdagangan global lebih berkelanjutan," kata pejabat itu, Vladimir Panov kepada kantor berita Rusia, Interfax.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Ada Kekuatan Alam dalam Pembebasan Terusan Suez | Terusan Suez Kembali Normal

"Tidak diragukan lagi, negara-negara Asia, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan akan mengambil preseden dari penyumbatan Terusan Suez sebagai pertimbangan dalam rencana strategis jangka panjang mereka," lanjutnya.

Sehari kemudian pada Jumat (26/3/2021), pejabat senior Arktik Rusia, Nikolai Korchunov, mengatakan insiden kanal di Mesir itu "menyoroti" perlunya alternatif untuk Terusan Suez, "terutama Jalur Laut Utara."

"Karena itu, permintaan untuk Rute Laut Utara akan tumbuh dalam jangka pendek dan jangka panjang. Tidak ada alternatif untuk itu," kata Korchunov kepada outlet media pemerintah, Tass.

Rusia telah banyak berinvestasi di Rute Laut Utara, yang memotong sekitar 4.000 mil laut dari perjalanan antara Eropa dan Asia melalui Terusan Suez.

Baca juga: Pentagon: Terusan Suez adalah Lokasi Berbahaya

Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan pada 2018 bahwa kargo yang bergerak di sepanjang NSR harus naik menjadi 80 juta metrik ton pada 2024 atau naik dari sekitar 11 juta metrik ton pada 2017.

Kementerian Energi Rusia mengatakan pada Senin (29/3/2021), lalu lintas kargo di rute itu pada 2020 hampir 33 juta metrik ton, dan jumlah itu "memiliki potensi besar untuk berkembang", setelah pengalaman Terusan Suez terblokir.

Rute tersebut dapat dinavigasi dengan "terus berkembang dan pada 2020 mencapai 9-10 bulan," tambah kementerian itu.

Efek pemanasan global telah memungkinkan lebih banyak lalu lintas kapal, dengan 62 transit rute hingga awal Desember 2020, dibandingkan dengan 37 transit pada 2019.

Baca juga: Pakar Usul Terusan Suez Buka Tutup Sesuai Ukuran Kapal

Sebuah kapal tanker melakukan transit paling awal ke timur pada Mei 2020.

Kapal tanker yang sama berlayar ke arah barat dari China pada Februari 2020, menjadi kapal komersial pertama yang transit di rute tersebut pada tahun tersebut.

Perlu diketahui, Rute Laut Utara masuk dalam wilayah Kutub Utara, sehingga lingkungan airnya memiliki banyak es.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com