Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China dan Iran Tanda Tangani Perjanjian Kerja Sama untuk 25 Tahun

Kompas.com - 28/03/2021, 08:16 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

DUBAI, KOMPAS.com - China dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama pada Sabtu (27/3/2021) untuk memperkuat hubungan aliansi ekonomi dan politik mereka yang telah lama terjalin.

"Hubungan antara dua negara sekarang mencapai level hubungan strategis dan China berusaha meningkatkan hubungan secara komprehensif dengan Iran," kujar Menteri Luar Negeri China Wang Yi, seperti yang dilansir dari Reuters pada Minggu (28/3/2021).

Wang Yi meyakinkan bahwa hubungan China dengan Iran tidak akan terpengaruh oleh situasi politik dunia saat ini, "tetapi akan permanen dan strategis".

Baca juga: Menolak Dibully Negara Barat Soal Uighur Xinjiang, Begini Reaksi Keras China

"Iran memutuskan secara independen hubungannya dengan negara lainnya dan tidak seperti beberapa negara yang mengubah posisi mereka dengan satu panggilan telpon," singgung Wang Yi.

Perjanjian kerja sama itu membawa Iran pada Belt and Road Initiative milik China, sebuah skema infrastruktur bernilai triliunan dolar AS yang dimaksudkan untuk membentang dari Asia Timur ke Eropa.

Mega proyek itu bertujuan untuk memperluas secara signifikan pengaruh ekonomi dan politik China, yang mana telah melahirkan kekhawatiran Amerika Serikat.

China sering berbicara menentang sanksi AS terhadap Iran. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut China sebagai "teman untuk masa-masa sulit".

Baca juga: Australia Tak Pakai Vaksin Covid-19 Buatan China, Ini Alasannya

Sebelum penandatanganan perjanjian kedua negara dilakukan di Teheran, Wang bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Perjanjian tersebut diharapkan mencakup investasi China di sektor-sektor seperti energi dan infrastruktur Iran.

Rouhani menyatakan apresiasi atas dukungan Beijing untuk posisi Iran pada kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia, di mana pihaknya setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

Baca juga: Biden Berjanji Selama Dia Menjabat, China Tak Akan Jadi Pemimpin Dunia

"Kerja sama antara kedua negara sangat penting untuk implementasi kesepakatan nuklir dan pemenuhan kewajiban negara-negara Eropa," kata Rouhani, menurut situs resminya.

Presiden AS Joe Biden telah berusaha untuk menghidupkan kembali pembicaraan dengan Iran tentang kesepakatan nuklir yang ditinggalkan pada 2018 oleh pendahulunya, Donald Trump.

Teheran ingin sanksi yang diberlakukan Trump dihapus sebelum negosiasi dilanjutkan.

Baca juga: Usir Nelayan China, Filipina Kerahkan Kapal Perang Tambahan

"Di bawah pemerintahan baru, Amerika ingin mempertimbangkan kembali kebijakan mereka dan kembali ke perjanjian nuklir. China menyambut baik langkah mereka," kata Wang.

Wang berjanji bahwa China akan memberikan lebih banyak vaksin virus corona ke Iran, negara Timur Tengah yang paling parah terkena pandemi Covid-19.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan perjanjian itu adalah "peta jalan" untuk perdagangan dan kerjasama ekonomi serta transportasi, dengan fokus khusus pada sektor swasta kedua negara.

Baca juga: China Balas Sanksi 9 Warga Inggris dan 4 Lembaga Soal Tuduhan Muslim Uighur di Xinjiang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com