LONDON, KOMPAS.com - China memberikan sanksi kepada beberapa politisi dan organisasi Inggris pada Jumat (26/3/202)
Keputusan itu dibuat sebagai reaksi atas bergabungnya Inggris dengan Uni Eropa dan negara lainnya, untuk memberikan sanksi kepada pejabat China.
Negara-negara Barat bersekutu menuding Beijing melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di wilayah Xinjiang.
Inggris menanggapi dengan menuduh China melanggar hak asasi manusia dalam "skala industri".
Dalam serangan terbaru dalam tanggapan penuhnya terhadap kritik Barat, China memberikan sanksi kepada empat institusi Inggris dan sembilan individu. Termasuk anggota parlemen terkemuka, yang mengkritik perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.
Dikatakan mereka akan dilarang mengunjungi wilayah China dan dilarang melakukan transaksi keuangan dengan warga dan institusi China.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan kecaman yang diberlakukan awal pekan ini oleh UE, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada didasarkan pada kebohongan dan informasi yang salah.”
China pun menilai perbuatan Negara Barat tersebut melanggar hukum internasional. dan norma dasar yang mengatur hubungan internasional, sangat mencampuri urusan dalam negeri China, dan sangat melemahkan hubungan China-Inggris.
"China tidak menimbulkan masalah, tetapi China tidak takut ketika yang lain melakukannya," kata Yang Xiaoguang, kuasa hukum China di London dalam konferensi pers melansir AP.
“China bukan yang pertama "menembak", kami juga tidak akan pasif dan tunduk pada ancaman dari luar,” tegasnya,
Menurutnya dunia saat ini bukanlah dunia 120 tahun yang lalu. Orang-orang China tidak akan diam saat di-bully.
Baca juga: China Balas Sanksi 9 Warga Inggris dan 4 Lembaga Soal Tuduhan Muslim Uighur di Xinjiang
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk tindakan Beijing. Menurutnya, individu yang dijatuhi sanksi "melakukan peran penting untuk menyoroti pelanggaran berat HAM yang dilakukan terhadap Muslim Uighur.”
“Kebebasan untuk berbicara menentang pelecehan adalah fundamental dan saya berdiri teguh dengan mereka,” kicaunya di Twitter.
Sanksi terbaru dan nada komentar kasar dari para pejabat Beijing mencerminkan diplomasi China yang semakin keras di bawah pemimpin nasionalis Xi Jinping.
Tokoh Partai Komunis China berusia 67 tahun itu, telah berjanji menegakkan kepentingan China dengan cara apa pun.