Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Ini Alasan Donald Trump Tidak Ingin Siapa Pun Tahu Catatan Akademisnya

Kompas.com - 24/03/2021, 20:08 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Forbes

Misalnya ketika dia mempertanyakan bagaimana Obama bisa mendapatkan izin masuk ke Universitas ternama seperti Colombia. Padahal sudah jadi rahasia umum, Trump sendiri masuk ke Pennsylvania karena koneksi pribadi yang dimiliki keluarganya.

Baca juga: Sering Dipukul Pengunjung, Patung Lilin Donald Trump Diturunkan

2. Kebohongan soal klaim “lulusan terbaik”

Trump telah berulang kali mengklaim bahwa dia adalah lulusan terbaik di kelasnya dari Wharton School di Pennsylvania. Dia pun mengizinkan media memberitakan hal itu atas namanya.

Tapi, kenyataannya jauh dari yang dia katakan. Presiden AS ke-45 itu lulus tanpa penghargaan atau predikat apa pun.

Menurut Forbes, beberapa universitas di AS mensyaratkan pemberian gelar atau penghargaan berdasarkan persentil IPK. Tetapi Wharton mendasarkannya hanya pada IPK.

Artinya untuk lulus tanpa predikat, IPK milik Trump kemungkinan di bawah 3,40 (standar 4). Kemungkinan lainnya, Trump bisa saja mendapat sanksi atas integritas akademik atau pelanggaran perilaku siswa lainnya.

Sebenarnya IPK perguruan tinggi Trump bukanlah masalah besar. Hanya saja dia menggunakan hal itu untuk melawan musuh politiknya, seperti ketika dia berspekulasi tentang IPK Obama.

Fakta bahwa dia mengancam lembaga pendidikan soal publikasi akademiknya memunculkan desas-desus jika dia berbohong soal rekam jejaknya sendiri.

Baca juga: Jadi Klaster Covid-19, Resor Mar-a-Lago Milik Trump Ditutup Sebagian

3. Trump berpikir nilai adalah segalanya

Forbes dalam penyusunan tulisannya menemukan banyak unggahan blog, dan forum yang memperdebatkan tentang catatan akademis dari berbagai presiden.

Banyak orang yang benar-benar meneliti catatan penghargaan universitas dan buku tahunan yang telah berusia puluhan tahun lamanya.

Forbes melihat kondisi itu sebagai hal yang miris dari sistem pendidikan, di mana angka (nilai) seringkali digunakan sebagai patokan tunggal kemahiran atau kemampuan seseorang. Lebih jauh bahkan masih banyak yang melihat capaian itu sebagai faktor utama kesuksesan.

Sedangkan pada kenyataannya, banyak juga figur publik yang telah membangun reputasi dan berperan baik dalam masyarakat dengan kariernya, terlepas dari capaian mereka di bangku pendidikan.

Trump dalam hal ini punya peran besar dalam mengembangkan “penilaian publik” terkait hal tersebut. Klaimnya yang paling sering digunakan adalah soal peringkat IQ yang dimiliki seseorang.

Kontributor Forbes, Christopher Rim, yang juga adalah CEO Command Education, prihatin melihat pemimpin berusia 74 tahun itu masih mengkhawatirkan nilai sekolah menengah dan perguruan tinggi, dan membandingkannya dengan orang lain.

Menurutnya, nilai bukanlah faktor utama penentu kesuksesan di masa depan. Termasuk juga apakah seseorang bersekolah di Ivy League atau tidak.

“Pada akhirnya, IPK bukan faktor utama yang menentukan kesuksesan di masa depan, dan hanya berperan untuk jangka waktu yang pendek dalam kehidupan seseorang. Lebih penting dari itu adalah kekuatan karakter, kejujuran, dan etos kerja tiap individu.”

Baca juga: Putin Dituding Bantu Donald Trump di Pilpres AS 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com