Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Dituding Bantu Donald Trump di Pilpres AS 2020

Kompas.com - 17/03/2021, 13:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin dituding membantu Donald Trump dalam Pilpres AS 2020.

Berdasarkan laporan intelijen AS, Moskwa dituduh menyebarkan tuduhan yang menyesatkan soal lawan Trump, Joe Biden.

Meski begitu, telik sandi AS menyebut tidak ada pemerintah asing yang sampai mengganggu hasil akhir pilpres.

Baca juga: Masih Dendam ke Biden, Trump Tegaskan Maju ke Pilpres AS 2024

Rusia sendiri sudah berulang kali melontarkan bantahan bahwa mereka melakukan intervensi di Pilpres AS.

Dilansir BBC Selasa (16/3/2021), laporan itu dirilis Kantor Direktur Intelijen Nasional setebal 15 halaman.

Dalam laporan itu, disebutkan adanya upaya memengaruhi Pilpres AS 2020 yang dilakukan Rusia maupun Iran.

Dikatakan adanya agen "Negeri Beruang Merah" yang menyebarkan informasi menyesatkan tentang Joe Biden.

Selain itu, telik sandi AS juga menerangkan ada yang melontarkan diisnformasi agar publik tak percaya pada lembaga pemilihan AS.

Mereka yang berhubungan dengan Kremlin berusaha mendorong narasi anti-Biden di media, pendukung, maupun sekutu Trump.

Baca juga: Trump Resmi Dituntut atas Telepon “Minta Suara” Pilpres AS di Georgia

Washington menerangkan, selain adanya upaya mendorong kemenangan Trump, ada juga yang ternyata berusaha melemahkan dukungannya.

Iran melancarkan kampanye itu buntut dari pemerintahan Trump yang menerapkan "tekanan maksimum" kepada mereka.

Laporan tersebut juga menyatakan China, yang selama ini dituding melakukan spionase, memilih bungkam di Pilpres AS kali ini.

Baca juga: Kurang dari 24 Jam Lagi Lengser, Trump Masih Mengomel Dia Menang Pilpres AS

"China berusaha mencari stabilitas dan tidak melihat pemilu itu bakal menguntungkan sehingga mereka berani ambil risiko," jelas laporan tersebut.

Data intelijen itu keluar bersamaan dengan hasil penyelidikan Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan Hukum AS, yang kesimpulannya hampir sama.

Dua kementerian itu juga menyimpulkan Moskwa dan Teheran menyasar infrastruktur yang penting dalam pilpres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com