NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Pengadilan Myanmar di bawah junta militer menangkap dan mendakwa lima jurnalis pada Jumat (12/3/2021), termasuk fotografi dari Associated Press (AP) karena liputan anti-kudeta mereka.
Tindakan tersebut dilakukan setelah sepekan junta militer menggerebek ruang redaksi dan mencabut sejumlah izin media.
Negara Seribu Pagoda gempar sejak kudeta 1 Februari, yang mana junta militer menggulingkan pemerintah sipil terpilih, Aung San Suu Kyi.
Langkah militer itu telah memicu ratusan ribu massa turun ke jalanan menuntut dikembalikannya demokrasi.
Baca juga: Dituduh Junta Militer Myanmar Terima Suap Rp 8,6 Miliar, Ini Jawaban Aung San Suu Kyi
Melansir AFP pada Jumat (12/3/2021), lima jurnalis meliput aksi protes anti-kudeta di Yangon pada Februari, ditangkap dan menghadapi tuduhan "menyebabkan ketakutan, menyebarkan berita palsu, atau menciptakan kegelisahan langsung atau tidak langsung pegawai pemerintah".
Hukum pemerintah di bawah junta militer telah diubah, untuk meningkatkan hukuman maksimum dari 2 tahun menjadi 3 tahun penjara.
Dalam sidang pada Jumat (12/3/2021) kelima jurnalis hadir melalui konferensi video dan secara resmi didakwa, ketika perwakilan kedutaan AS menunggu di luar pengadilan.
Salah satu jurnalis bernama Thein Zaw, seorang fotografer pria untuk AP.
Baca juga: Kudeta Myanmar, 2 Anak Jenderal Min Aung Hlaing Masuk Blacklist AS
Saudara laki-lakinya, Myint Kyaw, mengatakan kepada AFP setelah sidang bahwa ia bisa masuk ke dalam untuk menemui Thein Zaw dalam konferensi video.
“Kami mendapat kesempatan untuk berbicara selama dua menit,” kata Myint Kyaw, seraya menambahkan bahwa Thein Zaw menangis.
"Dia mengatakan dia masih baik-baik saja di dalam dan tidak perlu terlalu khawatir tentang dia dan bahwa dia dalam keadaan sehat," jelasnya tentang keadaan terdakwa.
Baca juga: Korban Tewas Demo Myanmar Sedikitnya 70 Orang, Penyelidik: Rezim Pembunuh
Selain Thein Zaw dari AP, empat lainnya berasal dari Myanmar Photo Agency, 7Day News, Zee Kwet Online news, dan seorang freelancer.
Sidang mereka akan berlangsung pada akhir pekan ini, setelah dua kantor media lokal, yaitu Myanmar Now dan Mizzima, digerebek.
Izin penerbitan mereka juga dicabut, begitu pula media independen, DVB, Khit Thit dan 7Day News.
Baca juga: Junta Militer Myanmar Tuduh Aung San Suu Kyi Terima Suap Rp 8,6 Miliar
Editor Mizzima, Soe Myint pada Kamis (11/3/2021), melalui konferensi video selama panel di Klub Koresponden Asing Thailand mengatakan bahwa stafnya "sangat siap" untuk menghadapi tindakan keras, seperti itu terhadap pers.
"Secara pribadi, saya siap menghadapi (masa depan) apa pun, termasuk ditangkap atau dibunuh," kata Soe Myint kepada panel.
"Inilah yang harus kami lakukan untuk menjadi media independen di negara ini," tandasnya.
Baca juga: Suster Ann Roza Kisahkan Keberaniannya Kembali Berlutut di Depan Aparat Myanmar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.