Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jurnalis Ditangkap Junta Militer Myanmar atas Tuduhan Liputan Anti-kudeta "Penyebab Ketakutan"

Kompas.com - 12/03/2021, 19:37 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Pengadilan Myanmar di bawah junta militer menangkap dan mendakwa lima jurnalis pada Jumat (12/3/2021), termasuk fotografi dari Associated Press (AP) karena liputan anti-kudeta mereka. 

Tindakan tersebut dilakukan setelah sepekan junta militer menggerebek ruang redaksi dan mencabut sejumlah izin media.

Negara Seribu Pagoda gempar sejak kudeta 1 Februari, yang mana junta militer menggulingkan pemerintah sipil terpilih, Aung San Suu Kyi.

Langkah militer itu telah memicu ratusan ribu massa turun ke jalanan menuntut dikembalikannya demokrasi.

Baca juga: Dituduh Junta Militer Myanmar Terima Suap Rp 8,6 Miliar, Ini Jawaban Aung San Suu Kyi

Melansir AFP pada Jumat (12/3/2021), lima jurnalis meliput aksi protes anti-kudeta di Yangon pada Februari, ditangkap dan menghadapi tuduhan "menyebabkan ketakutan, menyebarkan berita palsu, atau menciptakan kegelisahan langsung atau tidak langsung pegawai pemerintah".

Hukum pemerintah di bawah junta militer telah diubah, untuk meningkatkan hukuman maksimum dari 2 tahun menjadi 3 tahun penjara.

Dalam sidang pada Jumat (12/3/2021) kelima jurnalis hadir melalui konferensi video dan secara resmi didakwa, ketika perwakilan kedutaan AS menunggu di luar pengadilan.
Salah satu jurnalis bernama Thein Zaw, seorang fotografer pria untuk AP.

Baca juga: Kudeta Myanmar, 2 Anak Jenderal Min Aung Hlaing Masuk Blacklist AS

Saudara laki-lakinya, Myint Kyaw, mengatakan kepada AFP setelah sidang bahwa ia bisa masuk ke dalam untuk menemui Thein Zaw dalam konferensi video.

“Kami mendapat kesempatan untuk berbicara selama dua menit,” kata Myint Kyaw, seraya menambahkan bahwa Thein Zaw menangis.

"Dia mengatakan dia masih baik-baik saja di dalam dan tidak perlu terlalu khawatir tentang dia dan bahwa dia dalam keadaan sehat," jelasnya tentang keadaan terdakwa.

Baca juga: Korban Tewas Demo Myanmar Sedikitnya 70 Orang, Penyelidik: Rezim Pembunuh

Selain Thein Zaw dari AP, empat lainnya berasal dari Myanmar Photo Agency, 7Day News, Zee Kwet Online news, dan seorang freelancer.

Sidang mereka akan berlangsung pada akhir pekan ini, setelah dua kantor media lokal, yaitu Myanmar Now dan Mizzima, digerebek.

Izin penerbitan mereka juga dicabut, begitu pula media independen, DVB, Khit Thit dan 7Day News.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Tuduh Aung San Suu Kyi Terima Suap Rp 8,6 Miliar

Editor Mizzima, Soe Myint pada Kamis (11/3/2021), melalui konferensi video selama panel di Klub Koresponden Asing Thailand mengatakan bahwa stafnya "sangat siap" untuk menghadapi tindakan keras, seperti itu terhadap pers.

"Secara pribadi, saya siap menghadapi (masa depan) apa pun, termasuk ditangkap atau dibunuh," kata Soe Myint kepada panel.

"Inilah yang harus kami lakukan untuk menjadi media independen di negara ini," tandasnya.

Baca juga: Suster Ann Roza Kisahkan Keberaniannya Kembali Berlutut di Depan Aparat Myanmar

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com