Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Jatuhkan Sanksi Pertama terhadap Iran di Bawah Pemerintahan Biden

Kompas.com - 10/03/2021, 08:41 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengeluarkan sanksi pertamanya terhadap Iran di tengah upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.

Penjatuhan sanksi tersebut diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (9/3/2021).

Dalam kesempatan itu, Blinken mengumumkan sanksi terhadap dua interogator Korps Garda Revolusi Islam, Ali Hemmatian dan Masoud Safdari.

Hemmatian dan Safdari dihukum karena keterlibatan mereka dalam pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM).

Baca juga: Pamer Kekuatan ke Iran, Pesawat Pengebom B-52 AS Diapit Jet Tempur Israel

Keduanya dianggap melakukan penyiksaan dan/atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat orang-orang yang ditahan selama protes pada 2019 dan 2020 di Iran.

Melansir The National, sanksi tersebut melarang Hemmatian dan Safdari memasuki AS.

Blinken mengatakan, AS berpaling ke Dewan HAM di Jenewa untuk menguraikan kekhawatiran tentang pelanggaran yang terus dilakukan pemerintah Iran terhadap warganya.

Hal itu termasuk penahanan yang tidak adil terhadap terlalu banyak orang dalam kondisi yang menyedihkan.

Baca juga: Peringatkan Iran, AS Kirim 2 Pesawat Pengebom B-52 ke Timur Tengah

"AS akan terus mendukung hak-hak rakyat di Iran dan menuntut pemerintah Iran memperlakukan rakyatnya dengan hormat dan bermartabat," kata Blinken.

Sebelumnya, Biden mengatakan, AS hanya akan mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran jika Teheran kembali mematuhi perjanjian nuklir 2015.

Perjanjian antara Iran dengan beberapa negara di dunia tersebut mulai dilanggar setelah mantan Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan itu pada 2018.

Biden mengatakan, dia bermaksud untuk mengejar perjanjian tindak lanjut dengan Iran tentang masalah-masalah seperti rudal balistik dan proksi regional setelah menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.

Baca juga: Pesawat Penumpang Iran Dibajak, Coba Alihkan Penerbangan ke Pantai Selatan Teluk Persia

Pemerintah AS yang baru belum mencabut salah satu sanksi Trump terhadap Iran.

Pada Selasa, Blinken juga memperingati 14 tahun hilangnya Robert Levinson, seorang mantan agen FBI yang menjalnkan misi CIA, yang terakhir terlihat di Pulau Kish Iran pada 2007.

AS menuduh Iran menculik Levinson dan mengatakan Levinson meninggal dalam tahanan Iran. Tuduhan tersebut dibantah oleh Teheran.

"Kami menyerukan kepada pemerintah Iran untuk memberikan jawaban yang kredibel atas apa yang terjadi pada Bob Levinson dan untuk segera dan dengan aman membebaskan semua warga AS yang ditawan secara tidak adil di Iran," kata Blinken.

Baca juga: Bintang Porno Menari Erotis di Video Musik, Publik Iran Marah

"Tindakan menjijikkan dari penahanan yang tidak adil untuk keuntungan politik harus segera dihentikan,” imbuh Blinken.

Pada Desember 2020, Trump menjatuhkan sanksi pada Mohammad Baseri dan Ahmad Khazai, dua pejabat senior di Kementerian Intelijen dan Keamanan Iran.

Pemerintahan Trump menuduh mereka mengizinkan penculikan Levinson.

Baca juga: Iran Tolak Pembicaraan Awal Kesepakatan Nuklir dengan AS dan UE

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com