Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

600 Polisi Myanmar Membelot, Ikut Rakyat Lawan Junta Militer

Kompas.com - 06/03/2021, 10:41 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Lebih dari 600 polisi Myanmar membelot dan bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil di Myanmar dan melawan junta militer.

Gelombang pembelotan di tubuh kepolisian Myanmar telah meningkat tajam sejak kebrutalan penumpasan demonstran pada akhir Februari.

Polisi yang membelot tersebut berasal dari berbagai macam divisi dan dari berbagai departemen kepolisian di seluruh Myanmar sebagaimana dilansir The Irrawaddy, Jumat (5/3/2021).

The Irrawaddy melaporkan, ada lebih dari 500 polisi yang berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil pada Kamis (4/3/2021).

Baca juga: YouTube Hapus 5 Channel di Bawah Kendali Junta Militer Myanmar

Setelah itu, sekitar 100 lainnya ikut bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil pada Jumat.

Seorang sumber dari kepolisian di Naypyidaw mengatakan, hanya negara bagian Rakhine yang tidak dilaporkan adanya aksi protes dari polisi yang membelot.

Dia mengatakan, partisipasi Kepala Kepolisian Cabang Khusus Tin Min Tun dalam gerakan pembangkangan sipil berdampak besar di lingkungan kepolisian.

Tin Min Tun menulis di Facebook bahwa dia bergabung dengan pegawai negeri yang melakukan pembangkangan sipil.

Baca juga: Kekerasan Myanmar Makin Tinggi, AS Desak China Ikut Turun Tangan

“Saya tidak mau lagi mengabdi di bawah rezim militer. Saya bergabung dengan pegawai negeri yang berpartisipasi dalam pembangkangan sipil,” tulis Tin Min Tun.

Dia mengungkapkan rasa hormat kepada pengunjuk rasa yang lebih muda yang memimpin gerakan melawan junta militer.

Seorang perwira senior, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada The Irrawaddy bahwa junta militer belum memberikan perintah untuk menindak polisi yang membelot.

“Para komandan hanya meminta untuk membawa mereka kembali, membujuk mereka untuk kembali ke tugas mereka dan menyelesaikan masalah mereka,” imbuh perwira tersebut.

Baca juga: Lewat TikTok, Tentara Myanmar Ancam Tembak Muka Para Demonstran

Beberapa sumber dari kepolisian Myanmar mengatakan, tidak ada polisi yang bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil yang kembali bekerja dan tidak ada yang ditahan.

Seorang polisi di Yangon yang bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil mengatakan, dia tidak tahan melihat penderitaan yang dialami rakyat Myanmar.

“Saya tahu sebiji wijen tidak bisa membuat minyak tapi saya tetap memilih untuk pergi, berkata pada diri sendiri bahwa mereka setidaknya akan kehilangan seorang petugas untuk menekan pengunjuk rasa jika saya berhenti,” ujarnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com