Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2021, 05:44 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan AS "sangat sedih" dengan penumpasan brutal terbaru oleh junta militer di Myanmar dan menyerukan agar China ikut membantu menghentikan kekerasan itu.

Seruan ini disampaikan sehari setelah munculnya beberapa video yang menunjukkan pasukan keamanan menembak seseorang dari jarak dekat dan mengejar serta memukuli demonstran dengan kejam. Tiga puluh delapan orang tewas.

Baca juga: Lewat TikTok, Tentara Myanmar Ancam Tembak Muka Para Demonstran

Tanggapan internasional terhadap kudeta militer tersebut sejauh ini dianggap kurang memadai, seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Jumat (5/3/2021). 

Namun, banyaknya video yang beredar di internet yang menunjukkan pasukan keamanan secara brutal menarget pengunjuk rasa dan warga sipil lainnya memicu seruan-seruan untuk tindakan lebih jauh.

Baca juga: Militer Makin Keras, Myanmar Mati Listrik Nyaris Senegara

Utusan PBB Schraner Burgener mengatakan pasukan keamanan juga telah menangkap sekitar 1.200 orang, termasuk wartawan.

Lebih dari 500 anak diperkirakan termasuk di antara mereka yang ditahan secara sewenang-wenang, kata UNICEF Kamis (4/3/2021).

Baca juga: Baru Diangkat, Dubes Myanmar Utusan Militer Langsung Mundur, Ternyata...


Wartawan tersebut termasuk Thein Zaw dari The Associated Press. Zaw dan 5 anggota media lainnya didakwa melanggar undang-undang keselamatan publik yang bisa membuat mereka dipenjara hingga 3 tahun.

Video penangkapan Thein Zaw pada hari Sabtu (27/2) menunjukkan lehernya dipiting sebelum ia dibawa pergi.

Baca juga: AS Blokir Junta Militer Myanmar Tarik Dana Rp 14,3 Triliun dari Bank Sentral

Kudeta tersebut mengubah drastis kemajuan lamban selama bertahun-tahun menuju demokrasi di Myanmar, yang selama lima dekade berada di bawah pemerintahan militer ketat, yang menyebabkan isolasi dan sanksi internasional.

Ketika para jenderal melonggarkan cengkeraman mereka dalam beberapa tahun terakhir, komunitas internasional mencabut sebagian besar sanksi dan menggelontorkan investasi.

Baca juga: Beredar Video Kebrutalan Aparat Myanmar, Dunia Diminta Bertindak

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com