Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Wanita Temukan Muntahan Paus Bisa Kaya Mendadak | Permintaan Donasi Sperma Meningkat Selama Covid-19

Kompas.com - 03/03/2021, 05:59 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Ditemukannya muntah paus yang bisa membuat penemunya kaya mendadak, menjadi berita internasional terpopuler hari ini.

Selain itu ada juga berita tentang kisah seorang laki-laki yang mengaku peningkatan permintaan donasi sperma miliknya meningkat selama pandemi Covid-19.

Pembaca berita internasional edisi sebelumnya, juga menyoroti pengalaman mengerikan yang terjadi pada seorang anak kecil yang terjatuh dari lantai 12 gedung apartemen di Vietnam.

Berikut ulasan berita terpopuler lainnya dari kanal global Kompas.com edisi Selasa (2/3/2021) hingga Rabu (3/3/2021).

1. Wanita Ini Temukan Muntahan Paus Saat Jalan di Pantai, Berpotensi Kaya Mendadak

Seorang wanita di Thailand tak percaya akan keberuntungannya, karena menemukan muntahan paus saat di pantai.

Setelah melihat lebih dekat, dia menyadari ada benda tersapu ketepian dan berbau seperti ikan. Dia pun membawanya pulang seraya berharap bisa mendapat uang.

Siriporn begitu kaget karena diberitahu tetangganya jika benda temuannya itu mungkin muntahan paus, atau ambergris.

Daily Mail Senin (1/3/2021) melaporkan benda berbentuk oval dengan panjang 24 inchi dan lebar 12 inchi itu, mempunyai bobot sekitar 6,8 kilogram.

Untuk memastikan temuan itu ambergris, Siriporn dan tetangganya kemudian mencoba membakarnya. Hasilnya, benda itu mencair di salah satu bagian yang dibakar, dan kemudian mengeras setelah suhunya menurun.

Kini, wanita itu mengaku tengah menunggu pakar karena temuannya bisa bernilai sekitar 186.500 poundsterling (Rp 3,7 miliar).

Baca kisah Siriporn selengkapnya di sini.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Siswi SMA Berbaju Seperti Pakaian Dalam | Hari Paling Berdarah di Myanmar 18 Orang Tewas Sehari

2. Jadi Ayah 35 Anak, Pria Ini Mengaku Permintaan Donasi Sperma Meningkat Selama Covid-19

Seorang pria yang mengklaim menjadi ayah dari puluhan anak mengaku, permintaan donasi sperma meningkat selama Covid-19.

Lelaki yang menyebut dirinya sebagai Kyle Gordy mengatakan, dari spermanya telah lahir 35 anak, dan enam jabang bayi.

Dia mempunyai dua akun Facebook bagi orang yang mencari donor, yang kemudian menjadi viral dan menarik ribuan anggota.

Gordy berujar, dia berencana pergi ke Inggris dan menemui perempuan yang sudah menghubunginya karena ingin punya keturunan.

Rencananya merespons kabar, sejumlah wanita melongok ke media sosial untuk mencari donor sperma, dilansir Sky News Senin (1/3/2021).

Sebabnya, klinik kesuburan dilaporkan mengalami kekurangan donor karena wabah Covid-19 yang menyebar di seluruh dunia.

Apakah tindakan ini legal? Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Siarkan Tidur 5 Jam Seorang Gadis dapat Rp 42,7 Juta | Serangan Pertama Militer AS ke Suriah

3. Balita 2 Tahun Jatuh dari Balkon Lantai 12, Selamat karena Sopir Pengantar Paket

Momen mengerikan terekam video saat seorang anak berusia dua tahun terjatuh dari dari balkon lantai 12 di Vietnam.

Video yang tampaknya direkam oleh penghuni dari tower apartemen di seberangnya menunjukkan sang perekam berteriak-teriak memperingatkan. Sementara bocah 2 tahun di apartemen seberang sudah ada di luar pagar.

Nguyen Ngoc Manh, saat itu sedang duduk di truknya menunggu untuk mengirimkan paket di Hanoi. Sopir pengantar paket itu juga melihat balita tersebut tergantung di gedung bertingkat tinggi dan berpegangan pada tepi pagar dengan satu tangan.

Ayah satu anak itu bereaksi secara naluriah, berlari keluar dari mobilnya. Dia naik ke atap genteng di bagian bawah gedung untuk mendapatkan posisi yang lebih baik agar bisa menangkap gadis itu.

Bagaimana kejadian selengkapnya baca di sini.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Dokumen Sangat Rahasia Peran Putra Mahkota Arab Saudi dalam Pembunuhan Khashoggi | Seorang Wanita Singapura Siksa dan Bunuh PRT

4. 3 Nama Tiba-tiba Hilang dalam Laporan Intelijen AS Soal Pembunuhan Khashoggi

Pejabat intelijen AS diam-diam menghapus 3 nama dalam laporan yang merinci kematian jurnalis Jamal Khashoggi, yang terungkap pada Minggu (28/2/2021).

Tautan pertama dikirim oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) mati dan diganti dengan versi "v2" baru yang telah menghapus nama 3 orang, yang sebelumnya ada dalam laporan pertama, menurut laporan CNN.

Pada pekan lalu, laporan yang tidak diklasifikasi membuat berita bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman, atau biasa disebut MBS, yang menyetujui perintah "menangkap atau membunuh" Khashoggi, seorang kolumnis untuk Washington Post.

"Kami memberikan dokumen yang telah diperbaiki di situs itu karena terdapat kesalahan dalam dokumen asli yang memuat 3 nama yang seharusnya tidak dimasukan," kata juru bicara ODNI singkat kepada CNN, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Senin (1/3/2021).

Siapa saja 3 nama yang dihapus baca selengkapnya di sini.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Media Asing Sorot Indonesia Sasaran Baru Amuk Massa Myanmar | Tak Peduli Sekitar Sepasang Sejoli Berhubungan Seks di Taman Kota

5. Ada Kabar Trump Bakal Jadi Presiden Lagi, Gedung Capitol Dijaga Ribuan Tentara

Gedung Capitol di Washington DC dilaporkan bakal dijaga ribuan tentara, setelah ada kabar Donald Trump bakal kembali jadi presiden.

Kepolisian Capitol meminta bantuan 4.900 tentara Garda Nasional, buntut rumor yang diembuskan akun teori konspirasi QAnon.

Dalam permintaan kepolisian, 4.900 personel itu melakukan penjagaan di kawasan gedung Kongres AS hingga 12 Maret.

Tidak dijelaskan apakah terdapat ancaman terhadap Gedung Capitol, yang menjadi lokasi kerusuhan pada 6 Januari lalu.

Momen 4 Maret dipilih oleh QAnon karena merupakan tanggal hari inaugurasi Presiden AS, sebelum Amendemen 20 memajukannya ke Januari.

Konspirator percaya, Donald Trump yang selama ini mengklaim menang Pilpres AS 2020 akan mendapatkan kekuasaannya dua hari mendatang.

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Driver Makanan Dapat Tip Rp 3,5 Juta, Minta Doa Cepat Punya Anak | Covid-19 di AS Tewaskan 500.000 Orang Lebih

6. Bukan dengan Pasukan Militer, Senjata Ini Akan Digunakan Biden untuk Lawan China

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menempatkan semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi jaringan terdepan dalam strategi AS terhadap Asia.

Para pejabat AS menyebut ini sebagai " tekno-demokrasi" untuk melawan China dan “tekno-autokrasi” lainnya.

Kerangka baru untuk persaingan AS dengan China menjadi krusial setelah adanya ancaman dari menipisnya pasokan microchip global secara tiba-tiba. Microchip dibutuhkan dalam produk seperti mobil, ponsel dan lemari es.

Strategi tersebut akan berusaha menggalang aliansi negara-negara lain dan berjuang untuk menciptakan keunggulan dalam fabrikasi semikonduktor dan komputasi kuantum.

Tujuannya untuk meningkatkan arena kompetisi, seperti yang dilakukan dalam “perang tradisional” dengan penumpukan rudal dan jumlah pasukan.

Pejabat pemerintah saat ini dan sebelumnya, bersama dengan para ahli dari luar, mengatakan rencana pemerintah di bidang teknologi hanyalah mikrokosmos dari rencana yang lebih luas.

Baca berita selengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com