Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kabar Trump Bakal Jadi Presiden Lagi, Gedung Capitol Dijaga Ribuan Tentara

Kompas.com - 02/03/2021, 22:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Capitol di Washington DC dilaporkan bakal dijaga ribuan tentara setelah ada kabar bahwa Donald Trump bakal kembali jadi presiden.

Kepolisian Capitol meminta bantuan 4.900 tentara Garda Nasional, buntut rumor yang diembuskan akun teori konspirasi QAnon.

Dalam permintaan kepolisian, 4.900 personel itu melakukan penjagaan di kawasan gedung Kongres AS hingga 12 Maret.

Baca juga: Gedung Capitol Kembali Terancam Pendukung Trump Ingin Ledakkan dan Bunuh Anggota Kongres

Tidak dijelaskan apakah terdapat ancaman terhadap Gedung Capitol yang menjadi lokasi kerusuhan pada 6 Januari lalu.

Momen 4 Maret dipilih oleh QAnon karena merupakan tanggal hari inaugurasi Presiden AS, sebelum Amendemen 20 memajukannya ke Januari.

Konspirator percaya bahwa Donald Trump yang selama ini mengeklaim menang Pilpres AS 2020 akan mendapatkan kekuasaannya dua hari mendatang.

Trump selalu menyebut bahwa kemenangannya yang gilang gemilang dalam pilpres 3 November dicuri oleh oposisi, Partai Demokrat.

Dalam pidatonya di acara konferensi Partai Republik, dia kembali mencuatkan klaim bahwa dia menang ketiga kalinya melawan Demokrat.

Dilansir Daily Mail, Selasa (2/3/2021), hotel presiden ke-45 AS di Washington DC juga ikut memanaskan rumor tersebut.

Baca juga: DPR AS Rencana Bentuk Komisi Tipe 9/11 untuk Selidiki Serangan Gedung Capitol

Berdasarkan laporan Forbes, hotel milik sang mantan presiden menaikkan harga secara gila-gilaan pada 3-4 Maret.

Untuk kamar king deluxe, misalnya, manajemen menaikkan harganya jadi 1.331 dollar AS per malam, atau Rp 19 juta.

Harga itu mengalami kenaikan hingga 180 persen dibanding biasanya. Adapun hotel lain tak melakukan langkah serupa.

Baca juga: McConnell: Trump Bertanggung Jawab Secara Moral dalam Kerusuhan Capitol Hill

"Menaikkan harga hotel bisa ditafsirkan QAnon bahwa Trump mendukung narasi mereka," kata Jason Blazakis, peneliti senior di Soufan Center.

Menurut Blazakis, QAnon berusaha menginterpretasikan baik kata maupun setiap tindakan Trump secara hati-hati.

Jika merujuk pada tanggal yang dipaparkan si akun konspirasi, presiden terpilih terakhir AS adalah Ulysses S Grant (1869-1877).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com