Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Capitol Kembali Terancam Pendukung Trump Ingin Ledakkan dan Bunuh Anggota Kongres

Kompas.com - 26/02/2021, 07:38 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Keamanan Gedung Capitol kembali terancam setelah terdapat laporan pendukung Donald Trump mendikasikan ingin "meledakkan" gedung itu dan membunuh anggota Kongres.

Kepala Polisi Gedung Capitol Yogananda Pittman pada Kamis (25/2/2021) mengatakan kepada anggota parlemen bahwa ancaman ekstremis pro-Trump kemungkinan menargetkan serangan selama pidato Presiden Joe Biden, seperti yang dilansir dari Reuters pada Kamis (25/2/2021).

"Anggota kelompok milisi yang hadir pada 6 Januari menyatakan keinginan mereka untuk meledakkan Capitol dan membunuh sebanyak mungkin anggota yang berhubungan langsung dengan pidato kenegaraan tahunan," kata Pittman kepada anggota Komite DPR AS.

Baca juga: AS Kini Hadapi Peningkatan Ancaman Ekstremis Domestik Pasca Insiden Gedung Capitol

"Kami berpikir alangkah bijaksana, jika Polisi Capitol mempertahankan postur keamanan yang ditingkatkan dan kuat sampai kami mengatasi risiko tersebut di masa mendatang," lanjutnya.

Tanggal pidato tahunan Kenegaraan di Kongres, sementara ini belum diumumkan oleh Biden yang biasanya terjadi pada awal tahun.

Baca juga: Ketua DPR AS Berseru Musuh Ada di Dalam Kongres Ancam Keamanan Gedung Capitol dan Anggota Parlemen

Langkah-langkah keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya diberlakukan di Washington setelah serangan yang bermaksud membatalkan sertifikasi kemenangan Joe Biden, pada 6 Januari di Gedung Capitol.

Pagar berduri, pos pemeriksaan oleh Garda Nasional menghiasi jalanan sekitar kantor Kongres saat pelantikan Joe Biden-Kamala Harris yang disertifikasi sebagai pemenang pemilu AS 2020.

Baca juga: Keamanan di Gedung Capitol Siaga Tinggi Jaga Sidang Pemakzulan Trump

Sekitar 5.000 tentara diperkirakan masih ditempatkan di sekitar Gedung Capitol hingga pertengahan Maret.

Pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol dalam upaya untuk menghentikan Kongres dari sertifikasi kemenangan pemilu oleh Biden dari Demokrat, mengalahkan petahana dari Republik.

Sebelumnya, narasi keliru berulang kali digaungkan oleh Trump dan aliansinya bahwa pemilihan November telah dirusak oleh penipuan secara luas.

Baca juga: DPR AS Rencana Bentuk Komisi Tipe 9/11 untuk Selidiki Serangan Gedung Capitol

Aksi 6 Januari memang membuat sertifikasi pada hari itu batal sesuai jadwal, tapi hanya diundur beberapa jam, karena anggota parlemen terdesak untuk lari menyelamatkan diri dari massa yang agresif.

Dalam tragedi itu menelan korban jiwa 5 orang di tengah aksi kekerasan, di antaranya ada petugas Kepolisian Capitol.

Lebih dari 200 orang telah didakwa sejauh ini atas peran mereka dalam kerusuhan Gedung Capitol, termasuk beberapa yang terkait dengan kelompok pinggiran sayap kanan, seperti Oath Keepers dan Proud Boys.

Baca juga: Sidang Pemakzulan Trump Ungkap Momen Haru Keluarga Anggota Kongres dalam Kerusuhan Gedung Capitol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com