Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Nama Tiba-tiba Hilang dalam Laporan Intelijen AS Soal Pembunuhan Khashoggi

Kompas.com - 02/03/2021, 08:54 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

RIYADH, KOMPAS.com - Pejabat intelijen AS diam-diam menghapus 3 nama dalam laporan yang merinci kematian jurnalis Jamal Khashoggi, yang terungkap pada Minggu (28/2/2021).

Tautan pertama dikirim oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) mati dan diganti dengan versi "v2" baru yang telah menghapus nama 3 orang, yang sebelumnya ada dalam laporan pertama, menurut laporan CNN.

Pada pekan lalu, laporan yang tidak diklasifikasi membuat berita bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman, atau biasa disebut MBS, yang menyetujui perintah "menangkap atau membunuh" Khashoggi, seorang kolomnis untuk Washington Post.

Baca juga: Para Tokoh di AS Ramai-ramai Minta MBS Dihukum atas Pembunuhan Khashoggi

"Kami memberikan dokumen yang telah diperbaiki di situs itu karena teradapat kesalahan dalam dokumen asli yang memuat 3 nama yang seharusnya tidak dimasukan," kata juru bicara ODNI singkat kepada CNN, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Senin (1/3/2021).

Abdulla Mohammed Alhoeriny, Yasir Khalid Alsalem dan Ibrahim al-Salim, adalah 3 nama yang awalnya disebutkan dalam laporan intelijen AS.

Mereka bertiga disebut "berpartisipasi, meminta atau terlibat atau bertanggungjawab atas kematian Jamal Khashoggi".

Baca juga: Kenapa Keterlibatan Putra Mahkota dalam Pembunuhan Khashoggi Disebut Bisa Guncang Arab Saudi?

ODNI menolak untuk menjelaskan alasan 3 nama tersebut masuk dalam laporan awal yang kemudian dihapus, menurut laporan CNN.

Seorang pejabat Komite Intelijen DPR AS mengatakan kepada kantor berita bahwa anggota parlemen telah meminta penjelasan dari badan intelijen yang melaporkan hasil penyelidikan kasus pembunuhan Khashoggi tersebut.

Abdulla Mohammed Alhoeriny adalah saudara laki-laki dari Jenderal Abdulaziz bin Mohammed al-Howraini, yang disebutkan tidak terkait dengan kematian Khashoggi, menurut outlet tersebut.

Baca juga: Reaksi Dunia: Laporan Intelijen AS Soal Pembunuhan Khashoggi dan Peran Putra Mahkota Arab Saudi

Al-Howraini mengepalai badan Kepresidenan Keamanan Negara yang kuat, yang dibentuk pada 2017 untuk mengawasi berbagai badan intelijen dan kontra-terorisme.

Menurut laporan CNN, Alhoeriny dilaporkan menjadi asisten kepala keamanan negara untuk kontra-terorisme.

Sementara itu, tidak segera jelas siapa Yasir Khalid Alsalem dan Ibrahim al-Salim serta apa hubungan mereka dengan pemerintah Arab Saudi.

Baca juga: Ini Isi Laporan Rahasia AS soal Pembunuhan Jamal Khashoggi, yang Tuding Pangeran MBS Pelakunya

CNN melaporkan tak satu pun dari 3 pria itu diberi sanksi dengan 18 orang lainnya yang namanya tercantum dalam laporan intelijen yang direvisi.

Pemerintah Arab Saudi sebelumnya telah merespons pada Jumat (27/2/2021) terhadap laporan intelijen AS, yang menunjukkan keterlibatan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam pembunuhan Khashoggi.

Pihaknya mengkritiknya karena "penilaian negatif, salah dan tidak dapat diterima" dan mencatat bahwa itu "berisi informasi dan kesimpulan yang tidak akurat."

Baca juga: Arab Saudi Tolak Mentah-mentah Laporan Intel AS tentang Pembunuhan Jurnalis Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com