Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Tolak Mentah-mentah Laporan Intel AS tentang Pembunuhan Jurnalis Khashoggi

Kompas.com - 27/02/2021, 11:28 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi menolak sepenuhnya laporan Amerika Serikat (AS) tentang kesimpulan kasus pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, Sabtu (27/2/2021).

Melansir Al Arabiya, pemerintah Saudi sepenuhnya menolak penilaian intel AS yang dinilai mereka negatif, salah dan tidak dapat diterima tentang keterkaitan antara pemimpin Kerajaan Saudi dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Laporan intelijen AS sebelumnya dalam rilis mereka mengatakan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menyetujui pembunuhan Khashoggi.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menerangkan bahwa mereka mencatat informasi intel AS itu sebagai kesimpulan yang tidak akurat.

Baca juga: Laporan Intelijen AS Sebut Putra Mahkota Arab Saudi Menyetujui Pembunuhan Khashoggi

“Kementerian menegaskan kembali apa yang sebelumnya diumumkan oleh otoritas terkait di Kerajaan, bahwa ini adalah kejahatan yang menjijikkan dan pelanggaran mencolok terhadap hukum dan nilai Kerajaan.

Kejahatan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang telah melanggar semua peraturan dan otoritas terkait dari lembaga tempat mereka bekerja," imbuh kementerian itu.

Khashoggi dibunuh pada 20 Oktober 2018 setelah kejadian baku hantam di Konsulat Arab Saudi di Istanbul ujar Jaksa penuntut umum Arab Saudi saat itu.

Baca juga: Ini Potongan 2 Bukti Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi

Jurnalis Khashoggi saat itu hendak menyelesaikan dokumen terkait perceraiannya. Usai pembunuhan Khashoggi, Otoritas Arab Saudi menangkap 18 orang Saudi untuk diselidiki.

Pernyataan dari Kemenlu Saudi juga menyatakan bahwa otoritas terkait di kerajaan telah bertindak dan berupaya dalam segala cara untuk memastikan bahwa 18 orang itu telah diselidiki dengan benar dan keadilan ditegakkan.

"Orang-orang yang bersangkutandijatuhi hukuman oleh pengadilan di Kerajaan, dan hukuman ini disambut baik oleh keluarga Jamal Khashoggi, semoga dia beristirahat dalam damai.. " ungkap pernyataan itu.

Baca juga: AS Akan Rilis Bukti Pangeran MBS Dalang Pembunuhan Jamal Khashoggi

Putra-putra mendiang Khashoggi mengatakan pada Mei lalu mengatakan bahwa mereka telah mengampuni para pembunuh ayah mereka.

Pengadilan Arab Saudi pada Desember 2019 menghukum mati 5 orang atas pembunuhan Khashoggi, dan tiga lainnya dijatuhi hukuman total 24 tahun penjara.

Kemenlu Arab Saudi mengatakan rilis laporan intelijen AS "benar-benar disesalkan" dan laporannya berisi "kesimpulan yang salah dan tidak dapat dibenarkan."

 

Baca juga: Dokumen Sangat Rahasia Ungkap Detail Keterlibatan Putra Mahkota Saudi dalam Pembunuhan Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com