Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Potongan 2 Bukti Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi

Kompas.com - 26/02/2021, 18:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - The Washington Post media tempat Jamal Khashoggi bekerja sebelum dibunuh pada Oktober 2018, menyebut intel Amerika Serikat (AS) memiliki beberapa bukti kuat yang menunjukkan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) adalah dalangnya.

Salah satunya adalah telepon dari Pangeran MBS kepada saudaranya, Khalid bin Salman duta besar Arab untuk Amerika, yang dipantau oleh intel AS.

Dalam telepon itu, Pangeran MBS menginstruksikan saudaranya untuk memberitahu Khashoggi agar ke Istanbul untuk mengurus dokumen pernikahannya dengan Hatice Cengiz, tunangannya.

Baca juga: Laporan Intelijen AS Bisa Ungkap Siapa Pembunuh Jurnalis Jamal Khashoggi

Bukti lain adalah rekaman pembunuhan dari dalam konsulat Istanbul yang dibuat oleh intel Turki.

Rekaman itu menjelaskan apa yang terjadi, mengidentifikasi para pembunuh, dan menunjukkan komunikasi antara mereka dengan Riyadh.

Pangeran MBS berulang kali membantah tuduhan itu, yang menyebutnya telah memerintahkan atau mengetahui rencana pembunuhan Jamal Khashoggi, meski beberapa penasihat terdekatnya terbukti terlibat.

Sosok Mohammed bin Salman sangat kuat di "Negeri Petrodollar", dan ia telah memenjarakan sejumlah kritikus serta menyingkirkan faksi yang menjadi saingannya di keluarga kerajaan.

Meski begitu, beberapa pengamat Arab Saudi yakin bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi bisa terjadi tanpa sepengetahuan anak Raja Salman tersebut.

Baca juga: Sebelum Dibunuh, Jamal Khashoggi Sempat Diancam oleh Oknum Pejabat Arab Saudi

Laporan rahasia akan dirilis

Direktur intel Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan merilis laporan yang menunjukkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS), sebagai dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Laporan rahasia itu diyakini mengatakan, berdasarkan laporan intel yang dikumpulkan CIA dan badan mata-mata lainnya, Pangeran MBS merancang pembunuhan Jamal Khashoggi pada Oktober 2018 di Istanbul, Turki.

Kantor berita AFP pada Jumat (26/2/2021) mewartakan, pemerintahan Donald Trump tidak membuka laporan itu atau menuding Pangeran MBS, karena ingin memperkuat hubungan dengan Arab Saudi.

Baca juga: Pembunuhan Jamal Khashoggi, Jaksa Turki Dapat 6 Tersangka Baru dari Arab

Deklasifikasi laporan rahasia ini terjadi saat Presiden Joe Biden berupaya mengatur ulang relasi AS di Timur Tengah, dan mengembalikan prinsip-prinsip HAM ke posisi penting dalam kebijakannya.

Biden sempat menelepon Raja Salman ayah Pangeran MBS pada Kamis (25/2/2021), yang diklaim Gedung Putih bukan tentang laporan Khashoggi.

Namun sebelumnya pada Rabu (24/2/2021) presiden ke-46 AS itu berkata sudah membaca laporannya.

Khashoggi adalah jurnalis dan editor senior Arab Saudi yang dihormati.

Ia mengasingkan diri dan tinggal di "Negeri Paman Sam", lalu menulis artikel yang mengkritik putra mahkota Arab Saudi di Washington Post.

Hanya satu bulan setelah pembunuhan Jamal Khashoggi, CIA sangat yakin Pangeran Mohammed bin Salman yang memberi perintah, menurut pemberitaan The Washington Post.

Baca juga: AS Akan Rilis Bukti Pangeran MBS Dalang Pembunuhan Jamal Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com