Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Kematian Putri Diana, Pangeran Harry Tak Ingin Sejarah Kembali Berulang

Kompas.com - 01/03/2021, 18:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Pangeran Harry mengaku dia takut "sejarah bakal kembali terulang", berkaitan dengan kematian ibunya, Putri Diana.

Harry dan istrinya, Meghan Markle, mengejutkan dunia ketika mengumumkan bakal mundur dari Kerajaan Inggris pada Januari 2020.

Mereka kemudian tinggal di Amerika Serikat (AS), dan melakukan sejumlah wawancara, salah satunya bersama Oprah Winfrey.

Baca juga: Pengakuan Pangeran Harry: Mundur dari Tugas Kerajaan karena Media Inggris “Toxic”

Dalam potongan klip yang dirilis CBS, pangeran bergelar Duke of Sussex itu membahas kematian ibunya pada 1997 silam.

Saat itu, Putri Diana tewas di terowongan Pont de l'Alma bersama kekasihnya, Dodi Fayed karena menghindari paparazzi.

Kepada Oprah, Pangeran Harry menuding institusi media massa berkontribusi terhadap kematian ibunya di usia 36 tahun.

"Ketakutan terbesar saya adalah sejarah akan terulang dengan sendirinya," ujar Harry dalam wawancara yang bakal disiarkan 7 Maret.

Dilansir AFP Senin (1/3/2021), pangeran berusia 36 tahun itu dikenal punya hubungan buruk dengan media Inggris.

Karena itu, dia mengaku bahagia karena bisa hidup di AS, melakukan wawancara dengan Oprah sambil memegang tangan Meghan Markle.

Baca juga: Pangeran William Terkejut, Keputusan Pangeran Harry Dianggap Tak Menghormati Ratu Elizabeth II

"Karena saya tak bisa membayangkan bagaimana saya menjadi seperti dirinya (Diana), menjalani proses itu sendirian selama bertahun-tahun," paparnya.

Dia mengaku berat untuk mengambil keputusan untuk meletakkan jabatan sebagai bangsawan Kerajaan Inggris pada tahun lalu.

Pasangan yang saat ini tengah menanti anak kedua tersebut tengah menggulirkan sejumlah tuntutan hukum terhadap media Inggris.

Salah satu tuntutan adalah pelanggaran privasi, di mana Harry dan Meghan bisa menang melawan Associated Newspapers pada Februari.

Dalam cuplikan wawancara pekan lalu, putra kedua Pangeran Charles itu menyebut tabloid di negaranya sudah menghancurkan kesehatan mentalnya.

Baca juga: Saingi Harry dan Meghan, Keluarga Kerajaan Inggris Akan Tampil di Program TV

Hadir dalam acara The Late Late Show, Harry memberi tahu James Corden bahwa media Inggris itu begitu "toxic".

"Jadi saya melakukan seperti layaknya suami dan ayah. Saya harus membawa keluarga saya keluar," ujar dia menerangkan kenapa dia pindah ke AS.

Dia mengaku lebih nyaman dengan penggambaran keluarganya di drama The Crown yang ditayangkan oleh Netflix, daripada oleh tabloid setempat.

Pada Februari, Istana Buckingham mengumumkan pasangan itu secara resmi sudah mundur dari tugas sebagai keluarga kerajaan.

Oleh sang nenek Ratu Elizabeth II, Pangeran Harry dan Meghan Markle diperintahkan untuk menanggalkan segala gelar kehormatan mereka.

Baca juga: Istana Buckingham: Pangeran Harry dan Meghan Tidak Akan Kembali Bekerja sebagai Anggota Keluarga Kerajaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com