Wabah belalang perusak tanaman adalah kejadian umum di perbatasan Amerika akhir abad ke-19, tapi yang paling terburuk terjadi di Great Plains pada musim panas 1874.
Musim semi yang kering dan gersang telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belalang Pegunungan Rocky bertelur dalam jumlah banyak.
Triliunan dari mereka kemudian menetas dan mengepung Nebraska, Kansas, Dakotas, Iowa dan beberapa negara bagian lainnya.
Saksi mata mengatakan belalang yang datang membentuk seperti awan yang sangat tebal, sehingga bisa menghalangi sinar matahari selama beberapa jam.
Saat mendarat, mereka melahap seluruh ladang tanaman, tumbuhan lokal dan bahkan pakaian di punggung orang.
"Udara benar-benar dipenuhi mereka," tulis New York Times.
“Mereka menyerang di rumah-rumah, mengerumuni jendela, menutupi kereta yang lewat. Mereka bekerja seolah-olah dikirim untuk menghancurkan," sebut media tersbeut.
Orang-orang mencoba membakar serangga itu dengan api dan meledakkannya dengan bubuk mesiu, tetapi mereka tidak berdaya untuk melawan kawanan yang begitu besar.
Tanaman bernilai jutaan dolar akhirnya dihancurkan dalam apa yang dikenal sebagai "Tahun Belalang".
Angkatan Darat AS dipanggil untuk mendistribusikan pasokan kepada para korban, tetapi banyak wisma yang mengaku kalah dan mundur ke timur.
Malapetaka serupa terus memburu para pemukim selama beberapa tahun berikutnya.
Namun, belalang Pegunungan Rocky itu hanya hidup sampai awal abad ke-20, ketika perubahan lingkungan menyebabkan mereka punah.
Baca juga: Akibat Krisis Iklim, Amerika Dilanda 22 Bencana Besar dan Kerugian 95 Miliar Dollar AS Pada 2020
Pada pertengahan abad ke-6, awan pasir dan debu tiba-tiba menyelubungi sebagian besar dunia, meredupkan matahari dan menyebabkan suhu dingin yang tidak biasa selama beberapa tahun.
“Pertanda yang paling menakutkan terjadi,” sejarawan Bizantium Procopius menulis tentang tahun 536.
“Karena matahari memancarkan cahayanya tanpa kecerahan dan tampak sangat seperti matahari dalam gerhana, karena sinar yang ditumpahkannya tidak jelas,” ungkap sejarawan itu.
Musim dingin panjang menyebabkan kekeringan, gagal panen, dan kelaparan di seluruh dunia.
Beberapa ahli berspekulasi bahwa itu juga berperan dalam memicu wabah pes pertama yang diketahui terjadi di Eropa.
Meskipun efeknya tersebar luas, para ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin apa yang menyebabkan pendinginan global pada tahun 530-an.
Salah satu teori mengatakan hal itu terjadi karena letusan gunung berapi besar-besaran yang memuntahkan debu ke atmosfer bagian atas dan menghilangkan sinar matahari.
Studi sampel inti es abad ke-6 dari Greenland dan Antartika menunjukkan konsentrasi ion sulfat yang tinggi yang dilepaskan oleh letusan gunung berapi, dan terdapat bukti bahwa mungkin itu telah terjadi di El Salvador pada 530-an.