Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Krisis Iklim, Amerika Dilanda 22 Bencana Besar dan Kerugian 95 Miliar Dollar AS Pada 2020

Kompas.com - 14/01/2021, 09:09 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Laporan dari pemerintah federal Amerika Serikat (AS) menyebutkan, negeri Paman Sam mencatatkan rekor tertinggi untuk bencana dan kerusakan yang diakibatkan krisis iklim pada 2020.

Bencana tersebut, seperti kebakaran hutan di AS bagian barat, angin topan AS bagian timur, dan gelombang panas di seluruh penjuru negeri.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) melaporkan, terjadi 22 bencana besar pada 2020 di AS. Jumlah ini lebih banyak enam bencana dari rekor bencana di AS sebelumnya.

Melansir The Guardian, Jumat (8/1/2021), Pemerintah AS melaporkan akibat bencara itu 262 orang meninggal dan menimbulkan kerugian sebesar 95 miliar dollar AS.

Krisis iklim itu terjadi, karena pada 2020 AS menghadapi cuaca ekstrem, baik di pantai barat dan timur. 

Baca juga: Kebakaran Hutan di California Catatkan Rekor, 4 Juta Hektar Lahan Hangus

Sebagai dampak dari krisis iklim itu adalah kebakaran lahan. Tercatat 10,3 hektar lahan di AS bagian barat terbakar pada 2020.

Di California, kebakaran hutan tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah, sehingga menghancurkan ribuan rumah dan menyebabkan langit berwarna oranye.

Sementara itu, di pesisir timur dan Teluk Meksiko, 12 badai tropis mengakibatkan tanah longsor selama setahun. Para ahli prakiraan cuaca pun menamai badai tropis ini dengan abjad Yunani.

Tujuh dari badai tersebut mengakibatkan kerugian lebih dari 1 miliar dollar AS, termasuk topan Laura dan Sally yang menghantam AS pada Agustus dan September 2020. Negara bagian Louisiana sendiri saja dilanda tiga topan dan dua badai tropis.

Selain itu, kekeringan dan gelombang panas besar melanda AS bagian barat tahun lalu. Keadaan ini menimbulkan tiga bencana besar yang disebabkan tornado dan derecho (badai angin).

Baca juga: Gelombang Panas Bisa Terjadi di Dalam Laut, Dampaknya Sangat Buruk

Peristiwa itu didorong oleh badai petir yang bergerak cepat sehingga memutus aliran listrik, merusak rumah, dan meratakan tanaman di AS bagian barat tengah. 

NOAA melaporkan, 2020 menjadi tahun terpanas kelima yang terjadi di sekitar AS. Bahkan, kelimanya terjadi sejak 2012. Hal ini diikuti dengan pemanasan secara nasional dan global.

Ketika topan dan kebakaran hutan melanda AS, ilmuwan menemukan, kekuatan badai semakin kuat seiring suhu atmosfer dan lautan yang meningkat. Sementara itu, daerah yang terbakar juga membuat tanah dan tumbuh-tumbuhan kering.

Ilmuwan iklim dari Penn State Michael Mann mengatakan, jumlah rekor bencana yang diperburuk perubahan iklim tahun lalu menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim tidak main-main.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Lebih Banyak Kerusakan Situs Warisan Dunia

“Kita sedang melihatnya berlangsung saat ini. Semoga 2021 menjadi tahun di mana kita bertindak. AS dan seluruh dunia butuh mencegah krisis iklim semakin memburuk,” ungkap Mann.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com