Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Ini Akhirnya Temukan Kebenaran, 43 Tahun Setelah Kematian Anaknya

Kompas.com - 15/02/2021, 21:47 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

LONDON, KOMPAS.com - Sebuah keluarga telah memenangkan pertarungan hukum selama 43 tahun, guna menemukan kebenaran tentang kematian anak laki-lakinya.

Carl Marrows awalnya dikatakan meninggal karena sebab alami. Tetapi kemudian terungkap kenyataannya bocah berusia lima tahun itu kehilangan nyawa karena kesalahan staf rumah sakit.

Melansir Daily Mail pada Minggu (14/2/2021), seorang detektif menyelidiki kembali kematian bocah itu, setelah keluarga terus melakukan pertarungan hukum selama bertahun-tahun.

Investigasi ulang akhirnya menyimpulkan Carl telah menjadi korban kelalaian dan kegagalan perawatan yang parah.

Keputusan dalam pemeriksaan baru di Hull minggu lalu disambut baik oleh ayah bocah itu. Dia mengatakan staf rumah sakit telah menutupi kebenaran.

Balita yang menderita spina bifida itu, meninggal setelah operasi pada 1978 di Rumah Sakit Umum Scunthorpe, Inggris. Tindakan medis dilakukan untuk memperbaiki gaya berjalannya.

Dia menderita kehilangan banyak darah karena komplikasi yang diketahui dari prosedur tersebut. Sebuah pemeriksaan pada 1986 menempatkan kematian tersebut karena penyebab alami.

Baca juga: Meninggal Dunia, Pengusaha Tajir Wariskan Rp 69 Miliar untuk Anjingnya

Namun terdorong rasa ketidakadilan, keluarganya menantang keputusan tersebut bertahun-tahun kemudian.

Ayah Carl, John Marrows, mendekati petugas koroner Profesor Paul Marks yang menemukan catatan atas kasus tersebut.

Penyidik kasus kematian itu setuju bahwa putusan rumah sakit atas anak John “tidak konsisten”. Paul pun mendukung upayanya agar temuan pemeriksaan dibuktikan kembali di Pengadilan Tinggi.

Tuntutan mereka dikabulkan dan pemeriksaan baru digelar. Ia mendengar bagaimana tindakan pencegahan harus diambil jika Carl menderita pendarahan setelah operasi.

Alih-alih memasang selang untuk memungkinkan perawatan darurat, Carl hanya dikirim ke bangsal.

Ketika seorang perawat menyadari ada sesuatu yang tidak beres, ada penundaan sebelum dokter datang. Staf rumah sakit akhirnya tidak dapat menyelamatkan nyawa balita malang itu.

Baca juga: George Shultz, Menlu AS yang Bantu Akhiri Perang Dingin, Meninggal pada Usia 100 Tahun

Profesor Marks mengatakan jika prosedur yang tepat dilakukan, Carl tidak akan mengalami serangan jantung dan meninggal. Dia juga mencatat beberapa catatan medis tidak lengkap.

Koroner mencatat kesimpulan secara naratif yaitu termasuk tindakan pengabaian yang menyebabkan anak tersebut meninggal dunia.

“Jika Carl selamat dari operasi ini, dia akan berusia 49 tahun Juli ini. Keluarganya telah menunjukkan integritas dan martabat terdalam selama proses ini," ujar Marks menggambarkan kematian tragis dan menyedihkan itu.

Setelah sidang John Marrows (74 tahun), seorang pensiunan pengemudi HGV dari Howsham, Lincolnshire, menggambarkan Carl sebagai anak kecil yang sangat cerdas.

“Semuanya telah ditutup-tutupi. Mereka hanya tidak ingin rumah sakit atau NHS terlihat buruk. Saya senang kebenaran akhirnya terungkap. Tetapi saya sedih karena anak mungil kami yang malang ini seharusnya masih bisa bersama kita sekarang," kenangnya.

Dia mengatakan mantan istrinya Jennifer, yang meninggal beberapa tahun lalu, sangat terpukul oleh tragedi itu. Mereka kemudian berpisah.

Dr Peter Reading, dari Northern Lincolnshire dan Goole NHS Trust, berkata: “Kami berharap putusan pemeriksaan baru ini memberikan akhir yang melegakan bagi keluarga.”

Baca juga: Istri Tak Jujur Positif Covid-19, Paru-paru Suami Menghitam Akhirnya Sekeluarga Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com