Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Matthias, Pria Jerman yang Belajar Bahasa Indonesia demi Bicara dengan Mertua

Kompas.com - 14/02/2021, 21:54 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Untuk bahasa kami komunikasi dengan bahasa Inggris. Memang jurusan yang kami pilih di universitas juga lebih banyak bahasa Inggrisnya."

"Walaupun kami berdua sama-sama lancar berbahasa Mandarin, banyak yang lebih mudah dikomunikasikan lewat bahasa Inggris," jelas Regina.

Baca juga: Murdoch University Pertahankan Jurusan Bahasa Indonesia, La Trobe Masih Menggantung

Regina mengaku jika ia dan Ilya sama sekali tidak memiliki kegemaran yang sama.

"Bahkan soal selera makanan juga berbeda," ujarnya.

"Saya suka pedas, dia enggak bisa makan pedas sama sekali."

"Kebanyakan kalau makanan Indonesia atau Chinese kan juga banyak bumbunya, sedangkan dia lebih suka makanan yang paling pakai garam dan lada," kata Regina mengenai kebiasaan makan mereka.

Regina berbagi pengalamannya bagi mereka yang sekarang terlibat dalam hubungan dengan orang dari suku dan budaya berbeda, tapi masih ragu untuk melanjutkannya.

"Sebenarnya prinsip untuk membuat komitmen dengan siapapun hampir sama, perlunya ada komunikasi dan kejujuran atas bagaimana visi masa depan yang diinginkan," katanya kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.

"Mungkin di jaman sekarang banyak yang merasa untuk let it flow [mengalir begitu saja], tapi kami pribadi merasa kalau keterbukaan di awal akan memudahkan menjalani hubungan ke depannya."

Baca juga: Universitas Murdoch Akan Hentikan Program Bahasa Indonesia, Ada Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com