Instruktur bernama Khing Hnin Wai itu awalnya tampak melakukan gerakan umum aerobik, dalam video yang diunggah ke Facebook.
Karena unggahannya menuai kritik dari kelompok pendukung Tatmadaw alias militer Myanmar, Khing langsung melakukan pembelaan di Facebook.
Penasaran dengan kelanjutan beritanya? Anda bisa membaca selengkapnya di sini.
Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Harun Yahya Dipenjara 1.075 Tahun | Pemakzulan Trump Jilid 2
Pihak berwenang Myanmar mengajukan tuntutan pidana terhadap Aung San Suu Kyi pada Rabu (3/2/2021).
Pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu dituding memiliki walkie talkie yang diimpor secara ilegal, hanya beberapa hari setelah militer menggulingkan pemerintahannya dalam kudeta.
Suu Kyi didakwa karena melanggar undang-undang ekspor impor dan akan menghadapi hukuman tiga tahun penjara jika terbukti bersalah.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Penyerbuan Capitol Hill | Nasib Pilu Trump Ditinggalkan Orang-orang Terdekat
Seorang ibu di Malaysia yang terekam marah-marah usai diklakson akibat melakukan putar balik sembarangan ternyata bukan dokter, melainkan profesor di sebuah universitas.
Awalnya wanita tersebut dikira sebagai dokter karena ketika marah menunjukkan stetoskop, tetapi belakangan diketahui dia adalah profesor di Universiti Putra Malaysia (UPM).
Dalam profil staf di situs web UPM, tercantum nama ibu itu adalah Bahariah Khalid dengan gelar profesor madya dan doktor. Di Indonesia, profesor madya setara dengan lektor kepala.
Berita selengkapnya dapat Anda baca di sini.
Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Detik-detik Matahari Buatan Korsel Menyala | Media Asing Sorot Pembubaran FPI
Puluhan ribu warga Myanmar turun ke jalan pada hari kedua demonstrasi, Minggu (7/2/2021).
Aksi unjuk rasa ini terjadi di Yangon kota terbesar Myanmar, dan daerah-daerah lain di seluruh negeri untuk menentang kudeta militer serta penahanan Aung San Suu Kyi.
Demonstrasi tetap berjalan meski internet mati dan saluran telepon sangat terbatas.
Reuters mewartakan, ini adalah demo terbesar di Myanmar sejak Revolusi Saffron yang dipimpin biksu Buddha tahun 2007.
Sebelumnya pada Sabtu (6/2/2021) puluhan ribu orang terjun ke jalan-jalan dalam demo besar pertama sejak kudeta Myanmar. Selanjutnya pada Minggu pagi (7/2/2021) massa datang dari seluruh penjuru Yangon dan berkumpul di Hledan.
Simak berita selengkapnya di sini.
Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Varian Baru Virus Corona Meluas | Ledakan di Nashville