Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Perjuangan Aung San Suu Kyi ke Pucuk Pimpinan Myanmar hingga Kembali Ditahan

Kompas.com - 01/02/2021, 22:11 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Militer Myanmar dilaporkan telah menahan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi, pada dini hari Senin (2/2/2021).

Tak hanya Suu Kyi, Reuters melaporkan sejumlah tokoh senior dari Partai National League for Democracy ( NLD) ditangkap dalam sebuah penggerebekan dini hari tersebut.

Sebelumnya, pemilihan parlemen November 2020 menunjukkan partainya yang berkuasa, Liga Nasional Demokrasi (NLD), memenangkan mayoritas kursi parlemen.

Reuters melaporkan survei oleh pengawas pemilu Aliansi Rakyat untuk Pemilu yang Kredibel pada 2020, menemukan bahwa 79 persen orang percaya pada Suu Kyi. Capaian itu naik dari 70 persen tahun sebelumnya.

Artinya dia masih dicintai dan dihormati sebagai "The Lady" oleh masyarakat Myanmar.

Suu Kyi memiliki sejarah panjang dalam politik Myanmar. Dia merupakan aktivis hak asasi manusia yang membawa Myanmar ke jalur demokrasi.

Wanita berusia 75 tahun ini naik ke tampuk kekuasaan setelah menang telak dalam pemilihan umum 2015.

Dia kemudian membentuk pemerintahan sipil pertama Myanmar setelah setengah abad berada di bawah kepemimpinan militer.

Baca juga: Kudeta Myanmar: Militer Merayakan, Investor Khawatir, Dunia Mengecam

Berikut beberapa fakta tokoh demokrasi Myanmar yang kini kembali di bui tersebut:

1. Putri pahlawan kemerdekaan Suu Kyi

Ayah Suu Kyi yang dibunuh ketika dia berusia dua tahun, sebagai pahlawan kemerdekaan Myanmar. Suu Kyi menghabiskan sebagian besar masa mudanya di luar negeri. Di Universitas Oxford, dia bertemu dengan akademisi Inggris Michael Aris, yang akan menjadi suaminya. Mereka memiliki dua putra dan menetap di Oxford.

2. Kembali ke tanah air

Pada 1988, Suu Kyi kembali ke Yangon untuk merawat ibunya yang sekarat. Di sana, dia terseret dalam protes yang dipimpin mahasiswa terhadap militer, yang telah berkuasa sejak kudeta 1962.

3. Seorang pembicara publik yang fasih

Dengan keterampilannya berbicara di publik, Suu Kyi menjadi kandidat kuat untuk memimpin gerakan. Tetapi protes dihancurkan oleh militer, para pemimpinnya terbunuh dan dipenjara. Dia pun dipenjara di rumah keluarganya di tepi danau. Disana dia menjalani tahanan rumah sampai 2010.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com