Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Rabi Yahudi Terkemuka Tewas karena Covid-19, Ribuan Orang Berkumpul Abaikan Protokol Kesehatan

Kompas.com - 01/02/2021, 10:01 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

YERUSALEM, KOMPAS.com - Ribuan ultra-ortodoks Israel memadati pemakaman 2 rabi Yahudi terkemuka di Yerusalem, Minggu  (31/1/2021), mengesampingkan aturan larangan pertemuan publik besar-besaran selama pandemi.

Melansir Associated Press (AP), pemakaman Rabi Meshulam Soloveitchik yang wafat pada usia 99 tahun membuat jalan-jalan di Yerusalem tampak padat.

Sebuah pemandangan terbaru dari ultra-ortodoks Israel yang menolak menghormati larangan batasan selama pandemi.

Baca juga: Rabi Yahudi Doakan Kesembuhan Raja Salman

Fenomena itu jelas merusak kampanye vaksinasi Israel yang gencar untuk mengendalikan wabah yang mengancam akan merusak citra Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada pemilihan Maret.

Dua penantang Netanyahu menuduh pemimpin itu telah gagal menegakkan hukum karena tekanan politik dari sekutu ultra-ortodoksnya.

Kerumunan orang padat berkumpul di luar rumah sang rabi, mengabaikan aturan batasan pertemuan publik di luar ruangan lebih dari 10 orang.

Baca juga: Jerman Rayakan 1.700 Tahun Sejarah Kehidupan Yahudi

Banyak juga yang tidak memakai masker wajah. Ribuan pengunjung pemakaman ultra-ortodoks memakai jubah hitam menuju tempat rabi Soloveitchik yang akan dimakamkan

Sejumlah polisi memblokir lalu lintas agar kerumunan itu bisa lewat dan tampaknya tidak mengambil tindakan pencegahan apa pun terkait perkumpulan ilegal itu.

Media Israel mengatakan Soloveitchik, seorang rabi Yahudi terkemuka yang memimpin sejumlah seminari terkenal, baru-baru ini menderita Covid-19.

Baca juga: Misteri Istana Megah Kerajaan Yahudi Berusia 2.500 Tahun di Yerusalem

Selain Soloveitchik, pada Minggu malam, ribuan pelayat ultra-Ortodoks juga menghadiri pemakaman rabi lain yang dihormati, Yitzhok Scheiner wafat pada usia 98 tahun juga meninggal akibat Covid-19.

Alon Halfon, seorang pejabat polisi Yerusalem, mengatakan kepada Channel 13 TV bahwa polisi tidak punya banyak pilihan selain membiarkan prosesi besar-besaran untuk Soloveitchik berlanjut.

Dia mengatakan tindakan polisi telah membantu mengurangi jumlah kerumunan dan sekitar 100 tuntutan telah dikeluarkan karena adanya pelanggaran kesehatan.

Baca juga: Sambut Delegasi Yahudi, UEA Siapkan Makanan Kosher

 

Namun dalam lingkungan yang padat seperti itu, dengan anak-anak di antara kerumunan, mencoba membubarkan kerumunan akan menjadi suatu hal yang "tidak bijaksana dan berbahaya."

Kementerian Kesehatan Israel telah mencatat lebih dari 640.000 kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi dan setidaknya 4.745 kematian sejak dimulainya pandemi.

Israel baru-baru ini mencatat rata-rata lebih dari 6.000 kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi setiap hari, salah satu tingkat infeksi tertinggi di negara berkembang.

Pada saat yang sama, Israel telah memvaksinasi lebih dari 3 juta warganya, juga salah satu tingkat per kapita tertinggi di dunia.

Baca juga: Kisah Nazi yang Mencuri Buku Masak dari Chef Yahudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com