Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Trump Ampuni 73 Orang Sebelum Meninggalkan Gedung Putih

Kompas.com - 20/01/2021, 15:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump disebut sudah memberikan pengampunan terhadap 73 orang, beberapa jam sebelum dia meninggalkan Gedung Putih.

Daftar siapa saja yang diampuni, termasuk mereka yang hukumannya diringkankan, dirilis pada Rabu pagi waktu setempat.

Namun seperti diberitakan AFP (20/1/2021), tidak ada Trump maupun keluarganya yang berada dalam daftar tersebut.

Baca juga: Donald Trump Disebut Bakal Dirikan Partai Politik, Bakal Dinamai Partai Patriot

Salah satu sosok yang diampuni Trump adalah Steve Bannon, mantan penasihat senior Gedung Putih periode 20 Januari-18 Agustus 2017.

Bannon dituding sudah melakukan penipuan demi mendapatkan dana pembangunan tembok Meksiko, yang menjadi kebijakan utama Trump.

Dia pernah menjadi manajer kampanye sang presiden dalam Pilpres AS 2016, sebelum mendapatkan jabatan sebagai penasihat senior.

"Tuan Bannon dikenal sebagai figur penting dalam gerakan konservatif, dan dipuji atas kecerdasan politiknya," ulas Gedung Putih.

Sejumlah media AS mengabarkan, dia membuat pengampunan di detik-detik terakhir setelah berbicara dengan Bannon lewat telepon.

Mantan penggalang dana Trump, Elliott Broidy, juga diampuni setelah pada 2020 mengaku bersalah berkonspirasi melanggar hukum lobi asing.

Baca juga: Detik Terakhir Kepemimpinan Trump, Kasus Kematian akibat Covid-19 Lampaui 400.000

Rapper Lil Wayne juga masuk dalam daftar, setelah dia mengaku bersalah atas kepemilikan senjata api beserta amunisinya.

Trump akan digantikan oleh Joe Biden, di mana prosesi pelantikannya bakal digelar pada Rabu pagi siang waktu setempat.

Sebelum Biden dilantik, Trump masih mempunyai wewenang untuk memberikan pengampunan maupun pengurangan hukuman.

Presiden ke-45 AS itu tidak akan menghadirir pelantikan Joe Biden, di mana dia akan terbang ke rumahnya di Florida.

Baca juga: Jelang Pelantikan Biden, YouTube Perpanjang Larangan terhadap Saluran Trump

Hingga saat ini, dia masih belum memberikan selamat kepada Biden maupun mengundangnya untuk melakan tur ke Gedung Putih sesuai tradisi.

Tensi di AS meningkat sejak tahun lalu, yang dipicu pernyataan presiden bahwa dia dicurangi dalam pemilihan presiden.

Puncaknya adalah ketika pada 6 Januari, massa pendukungnya menyerbu Gedung Capitol dan terlibat bentrok dengan pasukan keamanan.

Sebanyak enam orang tewas dalam insiden tersebut, dengan Trump mendapat banyak hujatan dan dianggap paling bertanggung jawab atas kericuhan itu.

Baca juga: Pidato Perpisahan Donald Trump Bernada Damai dan Menantang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com