"Siapa pun yang ingin memasuki Guatemala membutuhkan dokumen perjalanan resmi dan tes Covid-19 negatif," katanya dalam sebuah video.
Diaz mengklaim informasi intelijen menunjukkan bahwa anggota geng kejahatan terorganisir telah menyusup dalam kelompok migran.
Menurut otoritas migrasi, hampir 1.400 orang dari karavan sebelumnya telah dikembalikan ke Honduras pada Minggu, termasuk 192 anak-anak.
Para pejabat mengatakan sedikitnya 6.000 orang telah tiba di Vado Hondo, dari sekitar 9.000 orang yang meninggalkan Honduras dalam beberapa hari terakhir.
Kelompok pertama berisi pria, wanita dan anak-anak. Banyak dari mereka mengenakan masker karena pandemi. Mereka melewati polisi di perbatasan di El Florido pada Jumat, kata seorang koresponden AFP.
Seorang pejabat polisi mengatakan kelompok pertama diizinkan masuk Guatemala karena ada banyak keluarga dengan anak-anak. Mereka mengatakan petugas khawatir gas air mata bisa menimbulkan korban.
Aparat perbatasan meminta surat-surat kepada para migran dan bukti tes virus corona negatif. Tetapi tampaknya banyak juga yang dibiarkan, meski tidak memenuhi persyaratan itu.
Mereka tertahan di Vado Hondo sejak Sabtu malam, kemajuan perjalanan mereka melambat karena medan pegunungan.
Baca juga: Presiden Honduras Umumkan Terinfeksi Virus Corona
Pemerintah Guatemala dalam sebuah pernyataan mengecam apa yang dikatakannya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan nasionalnya.
Pemerintah Honduras didesak untuk "menahan kepergian besar-besaran penduduknya, melalui tindakan pencegahan permanen."
Para migran mengharapkan sambutan baik di Amerika Serikat dibawah pemerintahan Joe Biden, setelah bertahun-tahun kebijakan anti-imigran yang keras diterapkan Donald Trump.
Tetapi pihak berwenang AS telah memperingatkan kelompok tersebut.
Mark Morgan, Pejabat Komisaris Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, mendesak para migran pekan lalu untuk tidak membuang waktu dan uang mereka.
“Komitmen AS terhadap supremasi hukum dan kesehatan masyarakat tidak terpengaruh oleh perubahan administrasi,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Guatemala, Meksiko dan Honduras memiliki kesepakatan dengan AS untuk menghentikan arus migrasi ke utara.
Lebih dari selusin karavan berisi ribuan migran, telah berangkat dari Honduras sejak Oktober 2018.
Tapi semuanya berhadapan dengan ribuan penjaga perbatasan AS dan tentara di bawah perintah Trump, yang menyebut beberapa imigran dari Meksiko sebagai "pemerkosa" dan penjahat.
Pemerintah Meksiko mengatakan tidak akan mengizinkan masuknya karavan migran mana pun secara ilegal. Sebanyak 500 petugas imigrasi telah dikerahkan ke negara bagian perbatasan Chiapas dan Tabasco.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.