Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 5 Hari, China Bangun RS Khusus Covid-19 dengan 1.500 Kamar

Kompas.com - 17/01/2021, 21:28 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com – China telah membangun rumah sakit dengan 1.500 kamar untuk pasien Covid-19 hanya dalam tempo lima hari saja.

Pembangunan tersebut dilaksanakan setelah adanya lonjakan kasus Covid-19 sebagaimana dilansir dari Deutsche Welle, Sabtu (16/1/2021).

Rumah sakit itu dibangun di Nangong, Provinsi Hebei, China, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Xinhua, Sabtu.

Xinhua melaporkan, rumah sakit itu merupakan rumah sakit pertama yang selesai dibangun dari enam rumah sakit yang bakal dibangun di sejumlah lokasi di China.

Keenam rumah sakit tersebut sedianya akan memiliki 6.500 kamar sehingga diharapkan mampu menampung lonjakan pasien Covid-19.

Baca juga: China Bagi-bagi Vaksin Corona Gratis, Filipina Akan Dapat 500.000 Dosis

Mengapa China membangun rumah sakit baru?

Otoritas kesehatan China telah mangarantina lebih dari 28 juta orang di timur laut China saat negara tersebut memerangi gelombang baru virus corona di Nangong dan Ibu Kota Provinsi Hebei, Shijiazhuang.

Dalam sepekan terakhir, China mencatatkan jumlah kasus Covid-19 harian melonjak ke level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Pada Sabtu, “Negeri Panda” melaporkan 130 kasus virus corona terbaru. Kekhawatiran akan semakin meningkatnya kasus Covid-19 memuncak karena liburan Tahun Baru Imlek bulan depan.

Dalam perayaan 15 hari tersebut, ratusan juta orang China biasanya meninggalkan kota menuju kampung halaman mereka. Hal itu dapat membantu menyebarkan virus corona.

Baca juga: 4.836 Kotak Es Krim di China Terkontaminasi Virus Corona, Pemerintah Kerja Keras Lacak Penyebarannya


Apa yang menyebabkan lonjakan baru?

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengatakan pada Sabtu bahwa penyebaran virus corona terbaru disebabkan dari para pelancong yang memasuki negara itu atau impor makanan beku yang terkontaminasi.

"Sejak Desember 2020, kelompok epidemi telah terjadi di Beijing, Sichuan, Liaoning, Hebei dan Heilongjiang," kata sebuah pernyataan yang diunggah di situs web NHC, mengutip pejabat NHC Ma Xiaowei.

Lonjakan kasus Covid-19 di China terjadi ketika tim ilmuwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikarantina di kota Wuhan, China.

Baca juga: Filipina Gandeng China untuk Bantu Pulih dari Covid-19

Tim tersebut bertujuan menyelidiki asal mula pandemi virus corona yang kini telah menewaskan hampir 2 juta orang di seluruh dunia.

Pihak berwenang di Shijiazhuang, mengatakan pada Jumat (15/1/2021) malam bahwa mereka telah menyelesaikan dua putaran pengetesan. Dari 10 juta orang yang dites, 247 orang dinyatakan positif Covid-19.

Sementara pihak berwenang telah menerapkan kembali tindakan pencegahan Covid-19 yang sangat ketat.

Baca juga: Berteman dengan China, Negara Kerajaan Ini Dapat 1 Juta Vaksin Sinovac Gratis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com