Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerbuan Capitol Hill Disebut Terencana dan Dibantu Orang Dalam, Ini Buktinya...

Kompas.com - 16/01/2021, 12:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kerusuhan massa di Capitol Hill, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (6/1/2021) bisa jadi adalah serangan terencana dan dibantu orang dalam.

Kemungkinan tersebut dikemukakan oleh para penyelidik, berdasarkan formasi perusuh yang terorganisir, seorang wanita yang meneriakkan instruksi dari megafon, dan ada tur mencurigakan sehari sebelumnya.

Foto-foto dan video-video rekaman ulang penyerbuan Capitol Hill juga menjadi referensi lain yang menguatkan dugaan itu.

Baca juga: Jaksa: Massa Pro-Trump Ingin Tangkap dan Bunuh Pejabat Terpilih AS di Kerusuhan Gedung Capitol

Dilansir AFP pada Jumat (15/1/2021), ada satu video yang menunjukkan 20-an pria berpakaian khusus berada di garis depan untuk menjebol pintu gedung Kongres AS tersebut.

Kemudian di foto lain, tampak seorang wanita bertopi merah muda memberikan arahan melalui megafon ke orang-orang di dalam gedung, untuk memberitahu mereka harus menuju ke mana.

Lalu beberapa pria termasuk dua orang yang berhasil merangsek masuk ruang Senat, membawa tali zip yang biasa digunakan untuk menahan sandera.

Beberapa pejabat mengatakan, banyak pedemo pro-Trump bisa masuk ke ruang-ruang pejabat tinggi seperti kantor Ketua DPR Nancy Pelosi, karena tahu letaknya padahal denah Gedung Capitol seperti labirin.

"Mereka tahu ke mana harus pergi," kata politisi senior Demokrat, James Clyburn, kepada CBS News.

"Ya, seseorang di dalam gedung itu terlibat dalam hal ini."

Baca juga: Siaga 24 Jam, Gedung Capitol Berubah Jadi “Barak” Garda Nasional AS

Bukti kecil persekongkolan

Pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkumpul di depan Gedung US Capitol di Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Hari pengesahan kemenangan presiden terpilih Joe Biden oleh Kongres di Gedung Capitol diwarnai penyerbuan massa pendukung Donald Trump dalam upaya menggagalkan anggota parlemen dari tugas konstitusional mereka.ANTARA FOTO/REUTERS/LEAH MILLIS Pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkumpul di depan Gedung US Capitol di Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Hari pengesahan kemenangan presiden terpilih Joe Biden oleh Kongres di Gedung Capitol diwarnai penyerbuan massa pendukung Donald Trump dalam upaya menggagalkan anggota parlemen dari tugas konstitusional mereka.
Sejauh ini jaksa telah menangkap belasan orang dan mengatakan, 200 orang lebih bisa dituntut.

Namun jaksa tidak menggunakan kata "konspirasi" atau "plot" untuk menggambarkan penyerbuan Gedung Capitol ini.

Michael Sherwin jaksa federal Washington yang mengawasi penyelidikan, pada Jumat (15/1/2021) mengungkap bahwa dia melihat bukti kecil persekongkolan, seperti komunikasi orang-orang yang berada di dalam dan luar gedung.

"Ini akan memakan waktu berminggu-minggu kalau tidak berbulan-bulan untuk mengetahui motif sebenarnya dari beberapa kelompok ini," katanya.

Namun dia menambahkan, belum ada bukti perusuh hendak menangkap dan membunuh para pejabat Kongres AS.

Baca juga: Didakwa Terlibat Kerusuhan Gedung Capitol, Pendukung Trump Bunuh Diri di Ruang Bawah Tanah

"Pengintaian" sehari sebelumnya

Para pengamat mengatakan, kerusuhan Capitol Hill pada 6 Januari itu kacau, tidak terorganisir, dan lebih seperti kerusuhan spontan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com