Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyerbuan Capitol Hill Disebut Terencana dan Dibantu Orang Dalam, Ini Buktinya...

Kemungkinan tersebut dikemukakan oleh para penyelidik, berdasarkan formasi perusuh yang terorganisir, seorang wanita yang meneriakkan instruksi dari megafon, dan ada tur mencurigakan sehari sebelumnya.

Foto-foto dan video-video rekaman ulang penyerbuan Capitol Hill juga menjadi referensi lain yang menguatkan dugaan itu.

Dilansir AFP pada Jumat (15/1/2021), ada satu video yang menunjukkan 20-an pria berpakaian khusus berada di garis depan untuk menjebol pintu gedung Kongres AS tersebut.

Kemudian di foto lain, tampak seorang wanita bertopi merah muda memberikan arahan melalui megafon ke orang-orang di dalam gedung, untuk memberitahu mereka harus menuju ke mana.

Lalu beberapa pria termasuk dua orang yang berhasil merangsek masuk ruang Senat, membawa tali zip yang biasa digunakan untuk menahan sandera.

Beberapa pejabat mengatakan, banyak pedemo pro-Trump bisa masuk ke ruang-ruang pejabat tinggi seperti kantor Ketua DPR Nancy Pelosi, karena tahu letaknya padahal denah Gedung Capitol seperti labirin.

"Mereka tahu ke mana harus pergi," kata politisi senior Demokrat, James Clyburn, kepada CBS News.

"Ya, seseorang di dalam gedung itu terlibat dalam hal ini."

Namun jaksa tidak menggunakan kata "konspirasi" atau "plot" untuk menggambarkan penyerbuan Gedung Capitol ini.

Michael Sherwin jaksa federal Washington yang mengawasi penyelidikan, pada Jumat (15/1/2021) mengungkap bahwa dia melihat bukti kecil persekongkolan, seperti komunikasi orang-orang yang berada di dalam dan luar gedung.

"Ini akan memakan waktu berminggu-minggu kalau tidak berbulan-bulan untuk mengetahui motif sebenarnya dari beberapa kelompok ini," katanya.

Namun dia menambahkan, belum ada bukti perusuh hendak menangkap dan membunuh para pejabat Kongres AS.

"Pengintaian" sehari sebelumnya

Para pengamat mengatakan, kerusuhan Capitol Hill pada 6 Januari itu kacau, tidak terorganisir, dan lebih seperti kerusuhan spontan.

Namun anggota DPR Mikie Sherrill pada Rabu (13/1/2021) menyebut, pendukung Trump sudah "memata-matai" Capitol sehari sebelumnya dalam sebuah kunjungan yang mencurigakan.

Para pengunjung hanya bisa mendapat akses ke Capitol Complex dari Anggota Kongres atau anggota staf mereka, kata mantan pilot helikopter Angkatan Laut AS tersebut.

"Keterkaitan antara kelompok-kelompok ini di dalam Capitol Complex dan serangan terhadap Capitol perlu diselidiki."

Wanita itu mengarahkan massa dengan berteriak dari luar jendela-jendela yang pecah.

"Hai teman-teman, aku sudah ke ruangan lain," kata wanita tersebut.

"Di ruangan lainnya di balik pintu tempat kalian berada, ada gelas milik seseorang, yang jika pecah jatuhkan saja ke ruangan di bawahnya."

"Ada juga dua pintu di ruangan lain. Satu di belakang, dan satu di kanan saat kalian masuk," lanjutnya.

Meski begitu, Matthew Feldman dari Center for Analysis of the Radical Right di Inggris mengatakan, itu sudah menjadi tipikal kekerasan politik.

Saat ini dengan terbatasnya bukti pada komunikasi dan keterkaitan lainnya dia berkata, "Tidak memungkinkan menetapkan sebab-akibat".

"Orang-orang yang bergerombol itu tidak tampak terorganisir, tetapi di dalam mereka jelas ada orang-orang yang terorganisir."

Di saat bersamaan, ia yakin para perusuh termasuk anggota Three Percenters, Oath Keepers, dan Proud Boys. Beberapa ada yang datang jauh-jauh dari Hawaii.

Bukti adanya andil mereka dikuatkan dengan penemuan bom pipa, dan ancaman nyata untuk menanggap anggota Kongres atau wakil presiden.

Sementara itu Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada Jumat (15/1/2021) mengatakan, jika ada anggota Kongres yang terbukti bersekongkol dengan perusuh, mereka bakal ditindak dan didakwa.

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/16/123702570/penyerbuan-capitol-hill-disebut-terencana-dan-dibantu-orang-dalam-ini

Terkini Lainnya

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke