Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerbuan di Capitol Hill, Trump Salahkan Orang-orang Antifa

Kompas.com - 12/01/2021, 19:11 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Aljazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyalahkan 'orang-orang Antifa' yang diklaimnya telah menyerbu Capitol Hill di Washington DC, AS pada Rabu pekan lalu.

Melansir Aljazeera, Selasa (12/1/2021), Trump menyalahkan "orang Antifa" atas penyerbuan di Capitol pekan lalu meski bukti dokumenter jelas-jelas menunjukkan para perusuh sebagian besar adalah pendukungnya.

Antifa, akronim dari anti-fasis adalah gerakan yang bentrok dengan sayap kanan seperti Proud Boys-yang mendukung Trump-beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Beberapa Tokoh Dunia Kecam Penutupan Permanen Akun Twitter Trump, Sebut Itu Pertanda Buruk

Trump mengancam akan melabeli Antifa sebagai kelompok teroris atas protes usai kematian orang kulit hitam George Floyd di tangan polisi kulit putih, dan protes atas tindakan kebrutalan polisi lainnya.

Pernyataan itu diberikan Trump dalam panggilan telepon berdurasi 30 menit lebih dengan pemimpin minoritas DPR Kevin McCarthy pada Senin pagi kemarin.

Menurut Axios, seorang pejabat Gedung Putih dan sumber lain mengetahui panggilan telepon tersebut.

Baca juga: Muncul Pengumuman Trump Mundur per 11 Januari, Situs Kemenlu AS Down

Akan tetapi, McCarthy dikabarkan menyangkal ucapan Trump, "Itu bukan Antifa, tapi MAGA [pendukung Trump]. Saya tahu. Saya ada di sana."

McCarthy bahkan dikabarkan telah menyarankan Trump untuk menghubungi presiden terpilih Joe Biden dan meninggalkan surat selamat datang di meja untuk penggantinya itu.

Penyerbuan Gedung Capitol AS pada Rabu pekan lalu dilakukan oleh para pendukung Trump yang anarkis dan bermaksud mengacaukan sertifikasi kemenangan pemilihan Joe Biden.

Baca juga: Trump Ditinggal Sekutunya Lagi, Kini Plt Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Mundur

Trump, dengan tanpa bukti telah menentang validitas kemenangan Biden, awalnya dia memuji para pendukungnya namun kemudian dia mengecam keras penyerbuan itu.

Para anggota parlemen terpaksa melarikan diri karena gedung itu dikerumuni oleh pendukung presiden, yang membuat pasukan keamanan kewalahan.

Lima orang tewas dalam kerusuhan itu, termasuk seorang petugas Kepolisian Capitol yang dipukuli saat dia berusaha menangkal kerumunan.

Baca juga: DPR AS Rencanakan Pemakzulan Kedua Trump pada Rabu Pekan Ini

Antifa sendiri sering menjadi target kaum konservatif Amerika, termasuk Trump, karena oposisi mereka terhadap pendukung sayap kanan presiden AS.

Gerakan anti-fasis cenderung dikelompokkan sebagai kelompok kiri spektrum politik AS, banyak yang menggambarkan diri mereka sebagai sosialis, anarkis, komunis atau anti-kapitalis.

Baca juga: Begitu Ingin Menyingkirkan Trump, Ketua DPR AS: Dia adalah Ancaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Aljazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com