Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Mogok, Akhirnya Jerman Punya Pesawat Kenegaraan Baru

Kompas.com - 12/01/2021, 19:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

BERLIN, KOMPAS.com - Setelah sering menjadi bahan lelucon karena kerap mogok, Jerman akhirnya punya pesawat kenegaraan baru buatan Airbus model A350.

Menlu Jerman Heiko Maas yang pertama kali menggunakannya, seperti yang dilansir dari DW Indonesia pada Senin (11/1/2021).

Pesawat Airbus tipe A350 yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan, melakukan penerbangan resmi perdana pada Minggu malam (10/1/2021) menuju Mesir, membawa Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

Pesawat kenegaraan Jerman yang baru itu diberi nama "Kurt Schumacher", tokoh politik Sosialdemokrat Jerman yang menjadi salah satu pendiri Republik Federal Jerman pasca Perang Dunia II.

Baca juga: Pemerintah Ukraina Bersumpah Tuntut Iran di Pengadilan Atas Kecelakaan Pesawat Penumpang

Pesawat baru itu akan menggantikan pesawat-pesawat lama yang sering mogok, dan tahun lalu sudah melakukan berbagai penerbangan uji coba, kata juru bicara Angkatan Udara Jerman Thorsten Weber, termasuk penerbangan non-stop antarbenua.

"Penerbangan non-stop ke Canberra. Jarak tempuh 17.000 kilometer. Penerbangannya 19 jam," kata Weber.

Ia menambahkan, "Pesawat baru ini bisa terbang lebih tinggi dan lebih cepat dari pada pesawat-pesawat kenegaraan sebelumnya. Jarak tempuhnya juga lebih jauh."

Baca juga: Sejumlah Negara Sampaikan Belasungkawa atas Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Pesan tiga pesawat kenegaraan baru

Pemerintah Jerman memesan tiga pesawat Airbus tipe A350-900 untuk mengganti pesawat kenegaraan lama.

Satu pesawat sekarang sudah selesai, dua yang lain akan rampung tahun 2022.

Pembaruan armada pesawat kenegaraan Jerman itu menelan biaya seluruhnya 1,2 miliar Euro (Rp 20,6 triliun).

Airbus A350-900 adalah opesawat berbadan besar dengan panjang 65 meter dan rentang sayap 63 meter.

Baca juga: 5 Negara Desak Iran soal Pesawat Ukraina yang Ditembak Jatuh

Pesawat itu punya kapasitas 140 penumpang, dengan 3 pilot dan 10 awak pesawat.

Di dalam pesawat juga disiapkan ruang rapat besar dan satu ruang tunggu VIP.

Pesawat kenegaraan Jerman selama beberapa tahun terakhir sering mengalami kerusakan dan menjadi bahan lelucon di media.

Menteri Luar Negeri Heiko Maas saja pernah mengalami mogok pesawat tiga kali dalam waktu tiga bulan sehingga terlambat menghadiri agenda yang sudah disiapkan.

Baca juga: Kenapa Pesawat Indonesia Sering Jatuh? Berikut Ulasan dari Media Asing

Kanselir Merkel sempat mendarat darurat

Kanselir Jerman Angela Merkel 2018 terlambat sehari datang ke KTT G20 di Buenos Aires, karena pesawat kenegaraan yang lepas landas dari Berlin mengalami gangguan teknis.

Satu jam setelah mengudara dari Berlin, pesawat itu harus mendarat darurat di bandara militer Köln karena "gangguan teknis sistem komunikasi".

Merkel dan delegasi menteri kemudian terbang dengan pesawat sewaan kecil ke Spanyol dan melanjutkan penerbangan dengan pesawat komersil ke KTT G20 di Argentina.

Baca juga: Presiden Xi Jinping Sampaikan Belasungkawa atas Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com