Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Mantan Pengawal Kim Il Sung: Dia Senang Melihat Kami Menembak

Kompas.com - 06/01/2021, 10:56 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com – Seorang pria yang sempat menjadi pengawal Kim Il Sung, mantan pemimpin Korea Utara sekaligus ayah Kim Jong Un, berbagi kisah mengenai pengalamannya menjalani perannya.

Pria bernama Lee Young Guk tersebut menceritakan bahwa nyawa Kim Il Sung beserta keluarganya adalah prioritas yang paling penting.

Sehingga, pelatihan dan persiapan pasukan pengawal keluarga Kim mutlak diperlukan untuk menjaga keluarga penguasa Korea Utara itu.

"Yang paling penting adalah keahlian menembak. Bang, bang,” kata Lee sambil menggunakan tangannya menirukan aksi menembakkan pistol.

Lee bertugas sebagaia anggota pasukan keamanan untuk Kim Jong Il dari 1978 hingga 1988.

Baca juga: Kim Jong Un Akui Ada Kesalahan dalam Penanganan Ekonomi Korea Utara

Beberapa tahun kemudian, Kim Jong Il mengambil alih kepemimpinan dari Kim Il Sung, pendiri Korea Utara sekaligus pemimpin pertama Korea Utara.

Karier Lee langsung menanjak. Setelah itu, lalu dia menjadi penasihat militer sejak 1988 hingga 1991.

"Kim (Jong Il) senang melihat kami menembak dan melakukan seni bela diri," kata Lee sebagaimana dilansir dari Newsweek.

"Saya bisa memecahkan 11 batu bata, begitulah saya mendapat bekas luka ini," tambahnya sambil menunjuk ke telapak tangan kanannya.

Lee berbagi cerita mengenai pengalamannya tersebut dalam film dokumenter garapan National Geographic mendatang berjudul North Korea: Inside the Mind of a Dictator.

Baca juga: Korea Utara Lanjutkan Pembangunan Situs Wisata Inklusif di Tengah Pandemi Covid-19

Newsweek mendapatkan rekaman wawancara Lee yang dilakukan pada Juli 2020 tersebut. Film dokumenter itu sendiri akan ditayangkan pada 18 Januari.

Lee mengatakan bahwa dia sempat berupaya melarikan diri pada 1990-an. Namun, aksinya tersebut berujung kegagalan. Lee lantas dipenjara dan disiksa.

Akhirnya, Lee berhasil kabur dari Korea Utara sekitar tahun 2000 dan berhasil sampai ke Korea Selatan.

Di Korea Selatan, dia masih merasa tidak aman dan mengkhawatirkan nyawanya hingga akhirnya dia pergi pada 2016 ke Kanada.

The Toronto Star melaporkan pada September 2020 bahwa upaya Lee untuk mengajukan suaka telah ditolak.

Baca juga: Dengarkan Radio AS, Kapten Kapal Nelayan Korea Utara Ditembak Mati di Muka Umum

Pasalnya, Lee di dianggap inkonsisten dalam klaimnya mengenai aktivisme hak asasi manusia di Korea Selatan.

Korea Utara telah menolak klaim bahwa negaranya bersalah atas pelanggaran hak asasi manusia, dan telah mengecam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melaporkan hal itu.

Kim Jong Un

Selain menjadi pengawal Kim Il Sung, Lee juga pernah menghabiskan waktu dengan Kim Jong Un, yang diyakini lahir pada Januari 1984.

Tidak seperti Kim Jong Il, yang dianggap telah ditunjuk sebagai ahli waris selama bertahun-tahun, Kim Jong Un memiliki lebih sedikit waktu untuk mempersiapkan peran sebagai pengganti pemimpin Korea Utara.

Kim Jong Un resmi menjadi pemimpin Korea Utara pada akhir 2011 ketika berusia usia 27 tahun dan menjadikannya pemimpin dunia termuda saat itu.

Baca juga: Negosiator Korea Utara Hilang Jelang Pergantian Presiden AS

Lee menggambarkan masa kecil Kim Jong Un sebagai anak yang kesepian karena tidak punya siapa-siapa untuk diajak bermain.

Kim Jong Un diyakini sebagai anak tengah dari dua bersaudara yang dibesarkan sebagian di kota Bern di Swiss.

Kim Jong Un memiliki kakak lelaki bernama Kim Jong Chol dan adik perempuan dengan nama Kim Yo Jong.

Ketiganya juga dianggap memiliki dua saudara tiri yang lebih tua, Kim Jong Nam, yang meninggalkan Korea Utara namun terbunuh dengan racun saraf di Malaysia pada 2017.

Pembunuhan tersebut diduga telah diatur oleh Kim Jong Un dan Kim Sol Song, yang dilaporkan memegang jabatan cukup tinggi pemerintah.

Baca juga: Intel 471: Rusia Sokong Program Nuklir Korea Utara Melalui Aliansi Kejahatan Siber

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com